Internasional

Dilanda Perang Bertahun-tahun, Afghanistan Kini Dilanda Gempa Mematikan

Kam, 23 Juni 2022 | 12:48 WIB

Dilanda Perang Bertahun-tahun, Afghanistan Kini Dilanda Gempa Mematikan

Reruntuhan bangunan akibat gempa di Afghanistan. (Foto: Anadolu Agency)

Jakarta, NU Online

Masyarakat Afghanistan tidak henti-hentinya diterpa tragedi. Setelah dilanda perang selama bertahun-tahun sejak 2001, kini mereka diguncang gempa mematikan.


Mengutip Anadolu Agency, gempa bermagnitudo 6,1 pada Selasa (21/6/2022) lalu itu memakan korban jiwa sebanyak 1.000 orang, sedangkan sekitar 1.600 orang lainnya luka-luka. Menurut otoritas setempat, jumlah korban kemungkinan akan bertambah.


Kondisi tersebut mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Pada Rabu dia mengatakan bahwa dirinya merasa "sedih" atas gempa mematikan pada Selasa di Afghanistan timur dan dia menyampaikan solidaritas dengan negara itu.


"Saya sedih mendengar korban jiwa yang tragis akibat gempa yang melanda Afghanistan dini hari ini waktu setempat di dekat kota Khost," kata Guterres dalam sebuah pernyataan dilansir Anadolu.


Kesedihan yang diungkapkan Antonio Guterres tak lain ketika ia juga mengingat bahwa masyarakat Afghanistan juga sebelumnya dilanda konflik dan perang yang berdampak pada kesulitan ekonomi.


"Hati saya tertuju kepada rakyat Afghanistan yang sudah terhuyung-huyung akibat dampak konflik bertahun-tahun, kesulitan ekonomi, dan kelaparan,” ucap Guterres.


"Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban dan berharap pemulihan cepat bagi mereka yang terluka," tambah dia.


Sekjen PBB mengatakan misi badan internasional di Afghanistan sepenuhnya dimobilisasi dan timnya berada di lapangan untuk menghitung kebutuhan orang-orang yang terkena dampak gempa dan memberikan bantuan awal.


"Kami mengandalkan masyarakat internasional untuk membantu ratusan keluarga yang terkena bencana terbaru ini. Sekarang saatnya untuk solidaritas," ucap Guterres.


Paktika dan Khost adalah provinsi yang paling terkena dampak besar di negara itu di mana ratusan rumah hancur akibat gempa tersebut.


Pemerintahan Afghanistan saat ini dikuasai oleh kelompok Taliban. Sejarah Taliban di Afghanistan sendiri telah dimulai sejak lama. Taliban digulingkan dari kekuasaannya di Afghanistan oleh pasukan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada tahun 2001 silam.


Praktis, sejak saat itu, perang berkepanjangan mewarnai hari-hari di Afghanistan. Taliban kian kuat dan kini telah mencapai puncaknya hingga menduduki ibu kota Kabul.


Setelah 20 tahun perang, pasukan AS perlahan menarik diri dari Afghanistan. Itu dilakukan sesuai kesepakatan antara AS dan Taliban.


Namun, setelah perjanjian, Taliban justru melancarkan serangan untuk merebut wilayah-wilayah yang dikuasai tentara Afghanistan.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan