Internasional

Gaul dengan Muslim Indonesia, Warga Jepang Baca Syahadat di Masjid Nusantara

Sen, 29 Juli 2019 | 12:15 WIB

Gaul dengan Muslim Indonesia, Warga Jepang Baca Syahadat di Masjid Nusantara

Proses masuk Islam Ryo Ishiwatari (membelakangi kamera).

Jakarta, NU Online
Ryo Ishiwatari banyak bergaul dengan masyarakat Muslim Indonesia yang tengah menjalani kehidupan di Jepang. Pria berusia 29 tahun itu melihat berbagai kegiatan keagamaan yang dilakoni mereka. Tak ayal, ia tertarik untuk turut memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw itu.
 
Ryo mengikrarkan diri memeluk agama Islam di Masjid Nusantara, Akihabara, Tokyo, Jepang, Sabtu (27/7). Ia dibimbing langsung oleh Ustadz Mahbuby, Imam Masjid Nusantara. Sebelum menuntunnya membacakan kalimat syahadat, ia lebih dulu menegaskan bahwa keinginannya masuk Islam bukan karena terpaksa.

"Kami menanyakan, apakah Anda masuk Islam dalam keadaan terpaksa?" tanyanya, seperti dalam video yang diterima NU Online, Senin (29/7).
 
"Tidak," jawabnya.
 
Ustadz Mahbuby pun menjelaskan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. "Masuk Islam harus tidak ada paksaan," jelasnya.

Setelah membaca syahadat, Ustadz Mahbuby menyampaikan ada beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan selepas orang menjadi Muslim, yakni melakukan lima rukun Islam, yakni membaca syahadat, melaksanakan shalat, puasa Ramadhan, menunaikan zakat, dan berhaji bila mampu.
 
Pembacaan syahadat itu disaksikan langsung oleh Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang Miftakhul Huda dan Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jepang Muhammad Anwar, serta jamaah Masjid Nusantara.

Muhammad Anwar memberikan nama tambahan Musa untuk Ryo Ishiwatari. Pasalnya, kata terakhir namanya, katanya, berarti yang membelah. Dalam sejarahnya, Nabi Musa as merupakan sosok  yang mendapat mukjizat membelah lautan.
 
"Karena arti dari Ishiwatari yang membelah sesuatu, dan Musa dengan mukjizatnya membelah lautan. Itu alasannya," katanya.

Sementara itu, Ketua PCINU Jepang Miftakhul Huda berpesan bahwa Islam merupakan agama damai. Jangankan membunuh, minum alkohol saja dilarang.
 
"Islam adalah agama damai, jadi kalau sudah masuk Islam, jangankan membunuh orang tak bersalah, minum alkohol aja sudah tidak boleh sama sekali," ujarnya kepada pria asal Chiba, Jepang itu.
 
Ia pun menandatangani sertifikat bukti keislamannya bersama dua saksi dan pembimbingnya. Selepas itu, seluruh jamaah yang hadir berdiri melantunkan shalawat dengan diiringi hadrah. (Syakir NF/Kendi Setiawan)