Nasional

Zainul Milal Bizawie Luncurkan Buku Jejaring Ulama Diponegoro

Kam, 25 Juli 2019 | 11:45 WIB

Zainul Milal Bizawie Luncurkan Buku Jejaring Ulama Diponegoro

Peluncuran buku Jejaring Ulama Diponegoro karya Zainul Milal Bizawie, Kamis (25/7) di Auditorium Perpusnas RI.

Jakarta, NU Online
Zainul Milal Bizawie meluncurkan buku terbarunya yang berjudul 'Jejaring Ulama Diponegoro: Kolaborasi Santri dan Ksatria Membangun Islam Kebangsaan Awal Abad ke-19'. Peluncuran diadakan di Auditorium 2 Gedung Perpusnas RI, Jakarta Pusat, Kamis (25/7). 

Peluncuran buku dengan tebal 439 halaman ini dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Katib Syuriyah PBNU KH Miftah Faqih, Akademisi UIN Syarif Hidayatullah M Ikhsan Tanggok, Jubir BIN Wawan Hari Purwanto, Buduyawan Zastrouw Al-Ngatawi, Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad, Dekan Unusia Jakarta Ahmad Suaedy,  dan Direktur Islam Nucantara Center A Ginanjar Sya'ban. Masing-masing dari mereka mengemukakan testimoninya.

Zainul menyatakan bahwa penulisan sejarah, termasuk tentang tokoh Diponegoro menjadi pekerjaan yang besar bagi Nahdliyin. Sebab, selama ini sejarah yang ada terputus, sehingga Nahdliyin, khususnya santri sudah saatnya untuk mengungkapkan yang terputus itu kepada publik.

"Supaya peran kita, sebagai santri benar-benar diketahui, sehingga santri yang juga memiliki negara ini berhak mengisi dan memimpin negara ini," kata Zainul.

Zainul lantas menyatakan bahwa Diponegoro adalah sosok yang bukan hanya pejuang yang memperjuangkan politik atau keratonnya, melainkan juga seornag ulama yang mengetahui dan ingin menegakkan nilai-nilai Islam di Indonesia mengingatka saat itu kolonial sangat zalim.

"Bahwa pemerintahan itu harus mengikuti nilai-nilai keislaman, khususnya penegakkan keadilan karena kolonial (penjajah) selama ini menindas bangsa kita dan menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang tertinggal jauh dari negara lainnya," ucap pria kelahiran Pati, Jawa Tengah itu.

Zainul berharap, karyanya itu bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas, dan membuat generasa penerus membaca dan menjadikan Diponegoro sebagai seorang yang inspiratif dan dapat mengambil hikmahnya."Saya berharap pembaca mengetahui bahwa diponegoro seorang santri dan muslim yang taat dan tidak terpisah dengan ksatria itu," ucapnya. (Husni Sahal/Fathoni)