Internasional

Gedung Putih Ungkap Percakapan Telepon Pertama Biden dan Netanyahu

Kam, 18 Februari 2021 | 07:45 WIB

Gedung Putih Ungkap Percakapan Telepon Pertama Biden dan Netanyahu

Gedung Putih Amerika Serikat. (Foto: AFP)

Washington, NU Online

Gedung Putih, markas Presiden Amerika Serikat (AS), mengungkap pembicaraan telepon pertama antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.


Dalam obrolan tersebut pada Rabu (17/2), Joe Biden di antaranya mendesak Netanyahu untuk mempercepat perdamaian di kawasan Arab, termasuk dengan Palestina.

 

Dikutip dari kantor berita Anadolu, seruan itu muncul di tengah spekulasi keretakan antara kedua pemimpin, setelah Biden tidak pernah berbicara lagi dengan Netanyahu sejak dia menjabat pada 20 Januari. Hal itu kemudian mendorong mantan utusan Israel untuk PBB secara terbuka menekan pemerintahan Biden di Twitter.

 

Baca juga: Israel Cemas dengan Perubahan Kebijakan AS di Timur Tengah


Dalam percakapan itu, Biden menekankan dukungan AS untuk normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara di dunia Arab dan Muslim. Dia menggarisbawahi pentingnya berupaya untuk memajukan perdamaian di seluruh kawasan, termasuk antara Israel dan Palestina.


Sebelumnya, Donald Trump mengeluarkan rencana perdamaian Israel-Palestina yang sangat mendukung tuntutan Israel, menguasai sebagian besar Tepi Barat dan meninggalkan sedikit wilayah untuk negara Palestina di masa depan serta mempertahankan semua permukiman Israel yang ilegal menurut hukum internasional.


Dalam pembicaraan sekitar satu jam itu, Biden juga menyatakan dukungan AS atas upaya normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab dan Muslim.

 

Baca juga: Israel Blokir Vaksin Covid-19 ke Gaza, Palestina Dorong WHO Bertindak


"Menekankan dukungan AS soal normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara di dunia Arab dan Muslim belakangan ini," kata pernyataan resmi Gedung Putih seperti dikutip dari AFP.


Di bawah inisiasi Trump, sejumlah negara Arab dan mayoritas Muslim menyatakan setuju menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, yakni UEA, Bahrain, Maroko, Sudan, dan juga Kosovo.


Perjanjian itu itu dinilai merusak konsensus negara Arab yang menegaskan tak boleh ada normalisasi hubungan dengan Israel hingga terciptanya kesepakatan damai dengan Palestina.


Palestina sendiri mengutuk perjanjian tersebut dan menganggapnya sebagai 'tikaman dari belakang'. Sebelumnya, hanya Mesir pada 1979, dan Yordania di 1994, yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon