Internasional

Gempa Maroko: 2.012 Meninggal, 2.059 Luka-luka, dan 1.404 Kritis

Ahad, 10 September 2023 | 06:38 WIB

Gempa Maroko: 2.012 Meninggal, 2.059 Luka-luka, dan 1.404 Kritis

Dampak gempa di Maroko. (Foto: via AFP)

Jakarta, NU Online 

Data terbaru Kementerian Dalam Negeri Maroko menunjukkan bahwa terdapat 2.012 orang meninggal per Sabtu (9/9/2023) malam. Gempa tersebut juga mengakibatkan 2.059 orang luka-luka, termasuk 1.404 di antaranya mengalami luka berat. 


"Setidaknya 2.012 orang tewas dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis, dalam gempa bumi dahsyat yang mengguncang provinsi Al Haouz di Maroko tengah pada Jumat malam," tulis MAP sebagaimana dikutip dari data terbaru Kementerian Dalam Negeri Maroko pada Sabtu (9/9/2023) malam waktu setempat.


Laporan tersebut mencatat penambahan jumlah kematian pada sejumlah provinsi. Secara rinci, Kementerian Dalam Negeri Maroko mencatat 1.293 kematian di Provinsi Al Haouz, 452 kematian di Provinsi Taroudant, 41 kematian di Provinsi Ouarzazate, dan 15 kematian di Prefektur Marrakesh.


Sementara di prefektur dan provinsi Chichaoua, Azilal, Agadir Idaoutnan, Greater Casablanca, Youssoufia dan Tinghir, tidak ada penambahan korban meninggal.


MAP juga menyebutkan bahwa otoritas publik melanjutkan upaya mereka untuk mempercepat operasi penyelamatan, mengevakuasi dan memberikan perawatan bagi korban luka, dan memobilisasi semua sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi dampak dari tragedi ini.


Gempa yang mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam itu berkekuatan lebih dari 6 skala Richter, bahkan mendekati 7 skala Richter.


Gempa ini berpusat 80 km barat daya Marrakesh. Getarannya yang dahsyat ini terasa hingga sejauh 400 km dari titik pusatnya. Tak pelak, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko Muhammad Arief Arafat menyampaikan bahwa getaran juga terasa di wilayah yang berbatasan langsung dengan Aljazair.


"Teman-teman yang berada di Kota Oujda, perbatasan Maroko-Aljazair, merasakannya,” kata mahasiswa program magister ilmu-ilmu keislaman dan maqosidnya di Universitas Hassan II di Kota Mohammedia itu pada Sabtu (9/9/2023).


Ia juga mengabarkan bahwa seluruh warga NU dan warga Indonesia di Negeri Maghrib itu selamat dari bencana mengerikan itu.


Alhamdulillah tidak ada korban dari warga Indonesia,” kata pria asal Jepara itu.