Nasional

Kepada Calon Penerima Beasiswa Maroko, Ketum PBNU: Belajar Sungguh, Amalkan Ilmu, Jawab Tantangan Masyarakat

Jum, 18 Agustus 2023 | 10:30 WIB

Kepada Calon Penerima Beasiswa Maroko, Ketum PBNU: Belajar Sungguh, Amalkan Ilmu, Jawab Tantangan Masyarakat

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan pesan kepada para calon penerima beasiswa Maroko pada program inkubasi di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta. (Foto: RMI PBNU)

Jakarta, NU Online 

Program inkubasi beasiswa santri ke Maroko program kerja sama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan dengan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kerajaan Maroko di bidang pendidikan resmi ditutup. Program tersebut berlangsung sejak 15 Juli hingga 15 Agustus 2023. 


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, memberikan pesan-pesan penting kepada 40 peserta calon penerima beasiswa yang akan melanjutkan studi di Negeri Magribi tersebut. Pesan-pesan ini disampaikan dalam acara penutupan Program Inkubasi Beasiswa Santri yang diadakan di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta.


Dalam pidato inspiratifnya, Gus Yahya mengingatkan para calon penerima beasiswa untuk menjadikan kesempatan ini sebagai momentum berharga dalam mengembangkan diri dan memperdalam pemahaman agama dan ilmu pengetahuan. 


Gus Yahya mengajak para calon penerima beasiswa untuk menjalani studi dengan tekun dan sungguh-sungguh. Ia menekankan bahwa ilmu pengetahuan adalah amanah yang harus dijaga dan ditingkatkan.


“Mudah-mudahan kalian semua dikaruniai kekuatan lahir batin dalam belajar termasuk kekuatan untuk menata niat kalian masing-masing dalam belajar,” ucap Gus Yahya.


Ia menegaskan, pentingnya mengamalkan ilmu yang telah diperoleh setelah pulang ke Tanah Air dan menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan umat. 


“Ketika kalian nanti menyelesaikan studi kalian di Maroko dan sebagaimana kalian belajar sungguh-sungguh, tapi setelah kalian menyelesaikan studi di Maroko dan pulang ke Tanah Air urusan kalian belum selesai,” tegas dia. 


“Kalian mendapatkan kesempatan belajar ini supaya ilmu yang kalian dapatkan bisa dijadikan modal untuk berkhidmah kepada umat dan saya minta nanti khidmahnya melalui jam'iyah Nahdlatul Ulama,” sambungnya.


Ia juga mengajak para calon penerima beasiswa untuk memanfaatkan pengetahuan yang mereka dapatkan dalam menjawab tantangan dan masalah yang dihadapi masyarakat. 


“Nanti kalau kalian sudah dapat modal pengetahuan yang luas tentang turots, tanggung jawab kalian adalah mengolah pengetahuan itu untuk menjadi wawasan keagamaan yang memberikan jawaban yang tepat atas masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat. Jadi, tidak  boleh ilmu yang kalian peroleh dari Maroko ini cuma jadi hapal-hapalan, tok. Pengetahuan itu harus jadi pengetahuan yang berguna untuk khidmah kepada umat termasuk untuk memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi masyarakat dari waktu ke waktu,” tutup dia.