Internasional

Haji 2022 dalam Angka: 35 Ribu Kamar, 11 Juta Boks Makanan, hingga 393 Juta Liter Air

Sab, 30 Juli 2022 | 19:30 WIB

Jeddah, NU Online
Jamaah haji Indonesia secara berangsur-angsur telah menjalani proses pemulangan. Untuk gelombang pertama, mereka seluruhnya sudah tiba di Indonesia melalui bandara di Jeddah. Selanjutnya, gelombang kedua secara bergiliran akan diberangkatkan menuju tanah air dari bandara Madinah.


Ada banyak catatan angka yang memberikan gambaran pelaksanaan ibadah Haji 2022. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid menyampaikan sejumlah data kepada tim Media Center Haji (MCH) usai rapat evaluasi pada Jumat (29/7/2022) di Jeddah.


Akomodasi

Penginapan bagi 92.668 jamaah haji reguler terbagi di dua tempat, yaitu Makkah dan Madinah. Jumlah total hotel yang disewa sebanyak 88 hotel; dengan 35.278 kamar; dengan fasilitas kamar mandi 35.565; yang tersebar di 1.313 lantai.


Selama tinggal di Makkah, untuk menjalani prosesi haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan 40 hotel; dengan 26.647 kamar; 26.985 kamar mandi; yang tersebar di 737 lantai.


Hotel di Makkah tersebar di lima wilayah, yaitu Mahbas Jin, Syisah, Raudhah, Jarwal, dan Misfalah. Masa tinggal jamaah haji Indonesia di Makkah adalah 25 hari. Hotel di Madinah seluruhnya berada di wilayah Markaziyah, sekitar Masjid Nabawi. Masa tinggal jamaah di Madinah, berkisar delapan sampai sembilan hari. Selain itu, ada fase puncak haji yang berlangsung lima sampai enam hari di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).


Jamaah haji juga berziarah dan menjalankan shalat Arbain di Madinah. Mereka tinggal di Madinah 8-9 hari di 48 hotel; yang terdiri dari 8.631 kamar; yang memiliki kamar mandi 8.580 yang terletak di 576 lantai.


“Dalam rentang masa itu, penggunaan air bersih, baik untuk mandi, wudhu, mencuci pakaian, diperkirakan mencapai 393.897.000 liter,” jelas Subhan.


Konsumsi

Pelayanan konsumsi merupakan kebutuhan dasar yang disiapkan PPIH. Total terdapat 46 perusahaan yang dilibatkan.  Mereka menyediakan 11.047.135 boks makanan dan 35.088.810 botol air minum.


“Selama di Makkah, jamaah mendapat 9 botol, termasuk air zamzam setiap hari dalam kemasan 330 mili liter,” papar Subhan.


“Dari layanan katering ini, total sampah yang harus dikelola mencapai 11.696.910 kg,” sambungnya.


Transportasi

Layanan lainnya adalah transportasi. Selama di Arab Saudi, ada tiga layanan transportasi yang disiapkan untuk jamaah haji Indonesia. Pertama, bus antar kota. Untuk jamaah yang berangkat pada gelombang pertama, bus antar kota akan mengantar mereka dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah ke hotel Madinah, lalu ke Makkah, selanjutnya ke Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah.


Sedangkan untuk jamaah yang berangkat pada gelombang kedua, bus antar kota akan mengantar mereka dari Bandara KAAIA Jeddah ke hotel Makkah, lalu ke Madinah, selanjutnya ke Bandara AMAA Madinah.


“Total ada 6.264 trip layanan bus antar kota pada musim haji tahun ini,” jelas Subhan.


Kedua, Bus Shalawat. Yaitu, sarana transportasi yang melayani jamaah dari hotel di Makkah menuju Masjidil Haram, pergi pulang gratis selama 24 jam. Ada 204 armada yang disiapkan, dan ditempatkan pada tiga terminal sekitar Masjidil Haram, yaitu Syib Amir, Ajyad, dan Bab Ali.


“Bus Shalawat beroperasi selama 24 secara taraddudi atau shuttle dengan total layanan mencapai 89.760 putaran,” sebut Subhan.


Ketiga, Transportasi Masyair. Yaitu, transportasi yang disiapkan untuk mobilisasi jamaah haji Indonesia selama fase puncak haji. Secara umum, jamaah diberangkatkan dari hotel di Makkah pada 8 Dzulhijjah menuju Arafah. Setelah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah, jamaah diberangkatkan ke Muzdalifah. Selanjutnya, dari Muzdalifah jamaah diantar ke Mina. Setelah menginap beberapa malam, jamaah dibawa kembali ke hotel di Makkah.


“Total ada 1.927 trip perjalanan transportasi Masyair yang mengantar jamaah dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan kembali lagi ke Makkah,” ucapnya.


Subhan menambahkan, dalam situasi normal, persiapan penyelenggaraan ibadah haji biasanya sudah dilakukan sejak bulan Rabiul Awal. Hal itu diawali dengan adanya kepastian jumlah kuota haji Indonesia.


“Jika normal seperti itu, kita punya cukup waktu yang panjang, dari bulan Maulid sampai Syawal untuk menyiapkan layanan ibadah haji,” paparnya.


“Tahun ini kepastian kuota baru didapat pada pertengahan Ramadhan. Waktu yang tersedia untuk persiapan hanya sekitar 37 hari. Alhamdulillah, semua bisa disiapkan dan proses penyelenggaraan haji hingga hari ini berjalan lancar,” tandasnya.


Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Muhammad Faizin