Internasional

Himpunan Pengusaha Nahdliyin Berdiri di Hong Kong

NU Online  ·  Selasa, 8 Mei 2018 | 08:15 WIB

Hong Kong, NU Online
Setelah berhasil mendirikan Pengurus Cabang Perwakilan (PCP) Himpunan Pengusah Nahdliyin (HPN) di Inggris dan beberapa negara lainnya, Dewan Pengurus Pusat (DPP) HPN juga meresmikan PCP HPN Hong Kong. Fatimah dipercaya menjabat Mandataris HPN Hong Kong.

Dalam keterangannya kepada NU Online, Fatimah yang saat ini juga menjabat Ketua PCI Muslimat NU Hong Kong aktif mengabdi dan memberikan advokasi kepada WNI di Hong Kong, terutama buruh migran perempuan. Keaktifannya sebagai Mandataris HPN di Hong Kong akan dimaksimalkan Fatimah untuk melakukan sejumlah pemberdayaan ekonomi dan advokasi wirausaha.

“Konsolidasi awal penting untuk mengenalkan HPN kepada WNI di Hong Kong,” ujar Fatimah, Senin (7/5) yang mendapat mandat melalui surat Nomor: 033/SM-DPP HPN/IV/2018.

Dalam memimpin HPN di Hong Kong ini, Fatimah berupaya mengidentifikasi kendala konsolidasi. Di antaranya kebanyakan Nahdliyin di Hong Kong yang saat ini menjadi buruh migran.

“Buruh ini mempunyai batas-batas tertentu karena masih terikat dengan perusahaan tempatnya bekerja. Mungkin ini salah satu yang menjadi kendala dalam pengembangan bisnis,” jelas Fatimah yang saat ini mengelola usaha sejenis travel untuk memandu para wisatawan agar mudah menemukan tempat-tempat kuliner halal dan wisata religi di Tiongkok dan sekitarnya.

Selain itu, dia juga berusaha menjembatani distribusi hasil usaha, baik ekspor maupun impor. Hal ini bisa memudahkan produk-produk dalam negeri agar bisa terpasarkan dengan baik ataupun sebaliknya.


Fatimah saat mengikuti Mukernas HPN 2015 di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Ketua IV DPP HPN Anang Prabowo berharap, terbentuknya PCP HPN Hong Kong akan semakin menambah jaringan usaha yang luas di antara warga NU di luar negeri. Kapital atau sumber pendapatan TKI sudah jelas. Potensi inilah yang perlu dikembangkan HPN untuk memberikan pengetahuan kepada mereka pentingnya berwirausaha.

“HPN Hong Kong diharapkan menjadi jembatan bagi para buruh migran untuk mengubah pola pikir mereka. Sehingga ketika mereka pulang ke tanah air, mereka tidak lagi berpikir menjadi TKI, tetapi mempu mengembangkan usaha,” ujar Anang.

Anang menyatakan, jika saat ini di Hong Kong terdapat 18.000 buruh migran, HPN bisa melakukan pemberdayaan kepada mereka dengan target 20 persen. Dia mendorong advokasi enterpreneurship karena mempunyai peran penting, apalagi jika bisa mengembangkan usaha di Hong Kong. (Fathoni)