Internasional JURNAL DAI RAMADHAN

Idul Fitri di Suriname

Sen, 26 Juni 2017 | 05:04 WIB

Oleh Ismail Hasan
Di Suriname shalat Idul Fitri berlangsung Ahad (25/6) jam delapan pagi atau jam 18 petang Waktu Indonesia Barat. Saya hadir di lokasi shalat, yaitu di aula Kedutaan Besar Indonesia untuk Suriname. Ada sekitar 100 WNI yang mengikuti shalat.

Setelah mengimami shalat, saya  berkesempatan mengisi ceramah Idul Fitri. Saya sampaikan mengenai karakteristik penghuni surga ada lima. Yaitu orang yang mau menafkahkan hartanya baik dalam kondisi lapang ataupun kesusahan; orang yang mampu menahan amarah.

Karakteristik berikutnya adalah orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain; orang yang pernah berbuat zalim kemudian bertobat kepada Allah; dan orang yang menganiaya dirinya kemudian bertobat kepada Allah.

Saya katakan juga bahwa bukanlah hari raya bagi orang yang bajunya baru. Tetapi tapi hari raya adalah orang yang ketaatannya kepada Allah selalu bertambah.

Pada khutbah kedua saya isi dengan doa dalam berbahasa Indonesia. Saya ajak jamaah untuk memohon ampun atas segala dosa-dosa yang kita lakukan dan dosa orangtua kita. Saya mengingatkan bahwa masa lalu kita dipenuhi rasa cinta kedua orangtua. Kita harus ingat jasa-jasa kedua orangtua, kebaikan-kebaikan kedua orangtua yang belum mampu kita balas.

Acara juga diisi sambutan oleh Kedutaan Besar yang diwakili oleh Bibid Kuslandinu. Kemudian bersalaman dengan para jamaah dan berfoto bersama.

Suasana penuh haru terlihat selama berlangsungnya kegiatan. Hal ini wajar karena mereka pasti teringat keluarga yang ada di Indonesia.

Sementara warga setempat setelah shalat Id di lapangan berkumpul di masjid yang biasa mereka gunakan shalat tarawih. Warga mengadakan ramah tamah yang diisi dengan makan bersama dan bersalam-salaman sampai siang hari.

Mereka membawa buah-buahan dari rumah, seperti nanas, kedondong, mangga, rambutan. Beberapa buah disajikan dalam bentuk jus. Selain itu di antara mereka juga ada yang membawa roti dan coklat.

Untuk makanan ada butrowali atau antruwach, nasi gurih, bakmie, macroni, kentang goreng, ayam dibumbui ‘masala’ (penyedap rasa). Ada pula jus sirsak dan es degan.

Mereka lalu bersilaturahmi ke tempat saudara, walau lokasinya berjauhan. Libur Idul Fitri di Suriname selama dua hari, yakni Ahad dan Senin.


*) Ismail Hasan, anggota Tim Inti Dai Internasional dan Media (TIDIM) LDNU, dan Dai Ambassador Cordofa 2017 untuk negara Suriname.