Internasional

Indonesia Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan yang Tewaskan 100 Orang

Rab, 1 Februari 2023 | 20:00 WIB

Indonesia Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan yang Tewaskan 100 Orang

Pihak berwenang menggunakan alat berat untuk membersihkan puing-puing dan mencari korban sehari setelah ledakan bunuh diri di sebuah masjid di dalam markas polisi di Peshawar, Selasa (31/1/2023). (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online 
Indonesia mengecam keras aksi pengeboman yang menargetkan sebuah masjid di kompleks markas polisi di Kota Peshwar, Pakistan. Hal ini disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam pernyataan resminya.


“Indonesia mengutuk serangan teroris keji yang terjadi di masjid di Kota Peshwar yang telah mengakibatkan hilangnya banyak nyawa berharga dan melukai para jemaah,” kata Kemlu melalui akun Twitter resminya pada Selasa (31/1/2023).


Sebagai negara mayoritas penduduk Muslim, Indonesia juga menyampaikan duka mendalam atas insiden yang telah merenggut nyawa tersebut.


“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga yang ditinggalkan dan berdoa untuk pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka,” tulis Kemlu.


Berdasarakan laporan Reuters, jumlah korban meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri tersebut terus bertambah. Informasi terbaru menyebutkan korban meninggal mencapai 100 orang, 97 korban merupakan anggota polisi, sementara 225 lainnya luka-luka.


Ledakan kuat itu memporak-porandakan lantai atas masjid saat ratusan jamaah tengah melaksanakan shalat.


Riaz Mahsud, seorang pejabat senior pemerintah daerah setempat, mengatakan jumlah korban kemungkinan bertambah karena para pekerja melakukan pencarian melalui puing-puing.


"Sejauh ini, 100 jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Lady Reading," kata juru bicara fasilitas medis terbesar di kota itu, Mohammad Asim. 


Melansir kantor berita Pakistan Dawn, Kepala polisi Peshawar, Muhammad Ijaz Khan mengatakan bahwa lebih dari 90 persen korban adalah polisi, antara 300 dan 400 di antaranya berada di kompleks masjid untuk shalat.


Wajahat Ali, seorang polisi berusia 23 tahun yang selamat, mengatakan bahwa dia telah kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup. "Saya tetap terperangkap di bawah reruntuhan dengan mayat di atas saya selama tujuh jam," katanya. 


Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, meminta semua kekuatan politik untuk bersatu melawan elemen anti-pemerintah setelah serangan itu.


“Melalui tindakan tercela mereka, teroris ingin menyebarkan ketakutan dan paranoia di antara massa dan membalikkan keuntungan yang diperoleh dengan susah payah melawan terorisme dan militansi. Pesan saya kepada semua kekuatan politik adalah bersatu melawan unsur-unsur anti-Pakistan. Kita bisa melawan pertarungan politik kita nanti,” katanya.


Masjid tersebut dibangun untuk memungkinkan polisi melaksanakan shalat tanpa meninggalkan daerah tersebut. Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan, pelaku bom berada di barisan pertama di mushala ketika dia menyerang.


Serangan bom itu merupakan yang paling mematikan di Peshawar sejak pemboman bunuh diri di Gereja All Saints yang menewaskan puluhan jemaah pada September 2013, dalam serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen Pakistan.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin