Internasional

Ini Kisah Warga NU yang Sukses Buka Usaha di Jepang

Rab, 8 Maret 2017 | 14:04 WIB

Jakarta, NU Online
Muhammad Anwar, warga Indonesia yang kini tinggal di Tokyo. Ia mengambil karir sebagai pengusaha. Perusahaannya bergerak dalam jasa pengiriman uang. Usaha yang dirintis setahun lalu itu sekarang dikelola empat WNI.

Saat kunjungan ke gedung PBNU Jakarta, Selasa (7/3), Wakil Ketua NU Care LAZISNU PCINU Jepang itu menceritakan bagaimana ia memulai usahanya.

Anwar datang ke Tokyo di tahun 2008. Ia membuka usaha penjualan komputer. Karena berlatar belakang pendidikan hukum, ia juga aktif di Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Bekasi. Usaha dan kesibukan Anwar di Indonesia, harus ia tinggalkan.

“Waktu itu istri saya Maftuhah, dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan tugas belajar pada program S3 Manajemen Rumah Sakit di St. Luke University Tokyo. Jadi istri berangkat lebih dulu. Enam bulan kemudian, saya menyusul ke Jepang,” kata Anwar.

Setiba di Tokyo, ia tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Beberapa bulan kemudian barulah ia bekerja sambilan sebagai tukang memotong pohon pada perusahaan landscaping (taman). Perusahaan itu dikelola warga Indonesia.

“Tahun 2010, parlemen di Jepang mensahkan undang-undang yang membolehkan jasa pengiriman uang. Lalu pada 2011 ada perusahaan jasa kirim uang yang baru buka. Saya menawarkan diri mengelolanya dari nol hingga akhirnya mencapai sukses besar,” cerita ayah satu anak laki-laki ini.

Pada 2015 ia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Ia kemudian membuat perusahaan sendiri dan bekerja sama dengan perusahaan raksasa Jepang yang bergerak di bidang yang sama yaitu keuangan bernama SBI Holding. Modal awal pembuatan akta perusahaan sebesar 6.000.000 yen. Uang itu merupakan hasil tabungan kerjanya selama 4 tahun.

Niatnya membuka usaha sendiri didasari terutama oleh ajaran agama Islam yang menganjurkan keutamaan berniaga sebagai jalan mencari rezeki.

“Karena itu, berniaga jika mendapatkan keuntungan tidak akan menggoyahkan iman. Keimanan yang goyah akan membuat manusia menjadi serakah. Untuk itu saya juga ada semangat untuk berbagi. Alhamdulillah, setahun lalu saya berkesempatan mengabdi melalui LAZISNU,” kata Anwar.

Ia mengatakan, warga NU di Jepang sangat terbuka untuk memfasilitasi tempat tinggal bagi mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Jepang.

“Mungkin ada teman-teman yang ingin mengembangkan cita-cita dan mendapatkan beasiswa di Jepang, kami insya Allah siap membantu tempat tinggal. Karena selama ini kalau ada yang sakit, teman-teman di Jepang juga responnya baik untuk saling membantu,” tuturnya.

Saat ini, terdapat 39 ribu orang Indonesia di Jepang termasuk tenaga kerja muda atau tenaga magang yang jumlahnya mencapai 22 ribu orang. Warga Jepang sendiri, menurut Anwar, memiliki kedisplinan yang tidak jahil. Sehingga warga NU di Jepang dapat melakukan amalan NU seperti tahlilan atau pengajian.

“Warga Jepang sangat mudah menerima perbedaan. Di taman saja bisa untuk shalat. Orang Jepang berprinsip apa yang dilakukan akan menyusahkan orang lain atau tidak. Jadi asal kita tidak mengganggu orang lain, boleh saja,” pungkas Anwar. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)