Internasional

Israel Tak Izinkan Pejabat Malaysia Masuk Wilayah Palestina

Sel, 3 Desember 2019 | 16:30 WIB

Israel Tak Izinkan Pejabat Malaysia Masuk Wilayah Palestina

Hubungan Malaysia dan Israel (Ilustrasi: Wikipedia)

Ramallah, NU Online
Otoritas Israel menolak memberikan izin kepada para pejabat Malaysia untuk memasuki wilayah Ramallah, Palestina. Mereka dilarang mendatangai Kantor Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Langkah itu diambil Israel sebagai bentuk pembalasan atas pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang dinilai antisemitisme dan anti-Yahudi.

“Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah memimpin kebijakan anti-Israel dan anti-Semit ekstremis, termasuk melarang delegasi atletik Israel memasuki negaranya,” kata Kementerian Luar Negeri Israel, seperti diberitakan The Jerusalem Post, Senin (2/12).

Pernyataan Mahathir tersebut, sesuai keterangan Kemlu Israel, membuat Israel marah. Akibatnya, Israel melarang warga Malaysia untuk mengunjungi wilayah Israel.
 
"Perilaku seperti itu tidak memungkinkan adanya pijakan (warga) Malaysia di wilayah Israel," lanjutnya.

Karena dilarang memasuki wilayah Palestina, otoritas Malaysia akhirnya membuka Kantor Kedutaan Besar mereka untuk Palestina di Amman, Yordania. Meski demikian, larangan yang dikeluarkan otoritas Israel tersebut tidak berlaku bagi wisatawan Malaysia. 

Untuk diketahui, sebelumnya PM Malaysia Mahathir Mohamad menyebut orang-orang Yahudi ‘berhidung kait’. Disebutkan, orang-orang Yahudi memimpin dunia dengan kuasa. Tidak hanya itu, dia juga menyebut bahwa Yahudi membuat orang-orang berperang dan kehilangan nyawa untuk mereka.

“Orang-orang Yahudi melakukan banyak hal yang salah," kata Mahathir pada Juni lalu di Universitas Cambridge. Bahkan, dia mengatakan, kalau seandainya pihaknya bisa menyerang, maka dia akan menyerang Israel. 

Pada awal tahun lalu, Mahathir juga melarang atlet Israel untuk ikut serta dalam pertandingan olahraga di negaranya. Larangan ini dikeluarkan setelah Malaysia tidak mengizinkan atlet renang Israel ikut serta dalam kejuaraan renang dunia bagi penyandang difabel pada Juli 2018.

Dia mengaku tidak menjadi persoalan dirinya dilabeli anti-Semit. Pada sebuah acara di Universitas Columbia di New York pada September lalu, Mahathir mempertanyakan mengapa orang berpikir itu masalah baginya untuk mengkritik orang Yahudi.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Abdullah Alawi