Internasional

Itsna R Fitri, Santri Pegiat Kesetaraan Gender di Tiongkok

NU Online  ·  Sabtu, 20 Oktober 2018 | 14:45 WIB

Beijing, NU Online
Menyongsong Hari Santri 2018, berbagai kegiatan dan gelaran disuarakan sebagai momen kebangkitan kaum sarungan. Termasuk peran perempuan santri di masa kini. Itsna Rahma Fitriani, santri jebolan Al-Hikmah Sirampog, Benda, Brebes, Jawa Tengah telah membuktikan keberadaannya yang tidak kalah dengan laki-laki. Aktifitasnya menyuarakan gerakan gender dari Indonesia sampai Tiongkok.

Terlahir dari pasangan aktivis NU, Agus Fathuddin Yusuf dengan Imaroh, dara kelahiran Semarang, 29 Maret 1993 ini memiliki kepedulian pada gerakan humanis dan pluralis. Bersentuhan dengan dunia pendidikan dari TK Muslimat NU Semarang pada 1998, kemudian melanjutkan ke SDN Muktiharjo Kidul 01 Semarang.

Basis keagamaan diperoleh saat nyantri di Pondok Pesantren Ar-Risalah Lirboyo, Jawa Timur sampai tahun 2007. Namun dirinya menamatkan pendidikan lanjutan pertamanya di SMP Al-Hikmah Sirampog, Benda, Kabupaten Brebes pada tahun 2007 hingga 2008. 

Setamat MAN-1 Semarang memilih mengambil jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN-sekarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN, red) Walisongo dan aktif pada dua organisasi kemahasiswaan, Jamiyyatul Qurra wal Huffadz (JQH) Fakultas Syari'ah dan untuk tekadnya dalam kegiatan kemanusiaan, Itsna memilih Korp Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit IAIN Walisongo. 

Kiprahnya bersama PMI, tercatat dalam kinerja maupun mobilisasi relawan di kampusnya. Menjaga di pos rest area dan pertolongan pertama arus mudik lebaran, kebencanaan dan sebagainya. Selain itu, ia juga dikaruniai bakat vokal, suara merdu dengan vibrasi yang baik mengantarkannya sebagai vokalis yang cukup kondang di kalangan pemusik gambus dan rebana Jawa tengah. 

Kiprah tertingginya sebagai aktifis mahasiswa, pada tahun 2014 dinobatkan sebagai Komandan KSR, sedangkan di JQH Fakultas Syariah mendapat amanah sebagai sekretaris untuk periode 2012-2014. 

Tahun 2017, Itsna mendapatkan beasiswa CGS, China Goverment Scholarship by Embassy Indonesia mengantarkannya melanjutkan belajar di Jiangxi University of Finance and Ekonomic, kota Nanchang provinsi Jiangxi. Saat ini, dirinya didaulat menjadi ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) Cabang Nanchang, 

"Jadi PPI Tiongkok saat ini telah berdiri 25 cabang, sejak didirikan pada tahun 2014. Nah, para pelajar Indonesia yang ada di Nanchang merupakan salah satu pelopornya, dan kebetulan sekarang ini aku jadi ditunjuk sebagai ketua cabang Nanchang, gitu ceritanya," tulisnya saat lewat sambungan WhatsApp

Tak hanya itu, nama Itsna juga tercatat sebagai Wakil Ketua PCINU Tiongkok tahun 2017-2018.
"PPIT tak ubahnya seperti UKM di kampus pada umumnya, hanya saja di sini (Tiongkok), kita lebih memupuk rasa persaudaraan antar sesama pelajar Indonesia dari berbagai penjuru di tanah air,” katanya. 

Mereka ada dari Papua, Makassar, Kalimantan, Manado, Riau, Jawa dan sebagainya. Selain biar tidak merasa asing di negeri orang, gabung di PPIT juga agar ingat dan cinta tanah air. “Jadi, berasa memiliki keluarga baru," sergahnya.

Selain itu, untuk lebih mengenalkan budaya Indonesia, PPIT memiliki peran yang besar di Tiongkok, "Kita sebagai salah satu duta, juga turut mempromosikan budaya dan pariwisata indonesia," katanya. 
Hal tersebut dapat dilakukan melalui event Indonesian Culture Festival. “Yang mana kita mendapat kesempatan untuk menampilkan berbagai macam tarian, lagu, juga baju adat dari Indonesia, terus food festival juga lho,” ungkapnya.

Kalau dari segi nasionalismenya, perkumpulan ini ada juga Latihan Dasar Kemimpinan (LDK) dengan materi dasar 4 pilar kebangsaan, pendidikan politik dan sebagainya. “Pokoknya untuk memupuk nasionalismenya itulah intinya," pungkasnya. (Ibnu Nawawi)