Internasional HAJI 2023

Jamaah Akan Ambil Miqat Ihram Haji di Hotel Masing-Masing di Makkah

Sen, 5 Juni 2023 | 22:30 WIB

Jamaah Akan Ambil Miqat Ihram Haji di Hotel Masing-Masing di Makkah

Sejumlah jamaah haji 2023 di Makkah. Mereka akan melakukan miqat haji dari hotel masing-masing. (Foto: MCH)

Makkah, NU Online

Jamaah haji Indonesia akan mengambil miqat ihram haji di hotel masing-masing di Makkah. Miqat adalah batas atau tempat bagi jamaah haji untuk berihram sekaligus memulai niat.

 

Hal ini dikarenakan jamaah sudah melewati masa tinggal empat hari di Makkah sebelum pelaksanaan wukuf nanti sehingga statusnya sama dengan miqat para mukimin atau penduduk Makkah.

 

Konsultan Ibadah Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi KH Kartono menyampaikan hal itu di sela kunjungan di Sektor 11 di kawasan Misfalah, Makkahz Arab Saudi, Senin (5/6/2023).

 

"Nanti saat tanggal 8 Dzulhijjah, berangkat ke Arafah, jamaah niat ihram haji langsung dari hotel seperti penduduk Makkah. Tidak perlu cari miqat lain lagi," jelasnya.

 

Konsekuensi lain secara fiqih dari status sebagai mukimin ini, kata Kiai Kartono, adalah soal shalat jamak. Karena bukan lagi sedang dalam perjalanan, bagi jamaah yang sehat, shalat jamak tak lagi menjadi rukhshah (keringanan). Menurutnya, ini adalah pendapat hampir seluruh mazhab fiqih.

 

Ibadah di Hotel Sama dengan di Masjidil Haram

 

Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau diprediksi bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2023. Selama masa penantian itu, jamaah haji diimbau untuk tidak memaksakan diri dengan ibadah-ibadah sunnah yang memberatkan. Peringatan ini ditujukan terutama kepada mereka yang berstatus lansia, sakit, atau penyandang disabilitas.

 

"Ibadah tidak mesti di Masjidil Haram, bisa di hotel bahkan di masjid terdekat karena secara hukum berlaku seluruh tanah Haram Makah itu berarti Masjidil Haram," ujarnya.

 

Jamaah haji diingatkan untuk fokus pada persiapan masa-masa kritis periode Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Di samping merupakan bagian terpenting ibadah haji, periode ini juga membutuhkan kesiapan fisik yang luar biasa karena aktivitas akan dilakukan dengan serba jalan kaki berkilo-kilo meter 

 

"Yang kedua, juga tidak perlu ikut mondar-mandir memaksakan diri umrah sunnah berulang kali sekalipun umrah sunnah. Itu boleh tapi itu untuk jamaah yang sehat. Yang masuk dalam kategori lansia, (penyandang) disabilitas, dan uzur sakit karena masih ada yang akan dihadapi rukun haji yang lebih besar: wukuf di Arafah," jelas Kiai Kartono.

 

Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Senin, pukul 18.00 waktu Arab Saudi melaporkan, kedatangan jamaah haji reguler sudah mencapai 80.148. Mereka berasal dari 221 kloter dan mendarat di Madinah sebelum akhirnya ke Makkah selepas berkesempatan menunaikan ibadah Arbain atau shalat fardhu lima waktu berjamaah selama 40 kali di sana.

 

Pewarta: Mahbib Khoiron

Editor: Fathoni Ahmad