Internasional

Kenapa Negara Makam Imam Bukhari Hormati Indonesia?

Sen, 27 Mei 2019 | 01:30 WIB

Buxoro, NU Online
Hampir semua umat Islam di dunia mengenal Imam Bukhari, seorang perawi hadits ternama. Imam Bukhari lahir dengan nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari.

Tanggal lahirnya diperkirakan  21 Juli 810 Masehi, atau bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 194 Hijriyah. Tempat lahirnya Kota Bukhara,  yang terletak di tengah negara Uzbekistan, Asia Tengah. Ayahnya bernama Ismail ibn Ibrahim.

Imam Bukhari meninggal pada malam Idul Fitri tahun 870 M. Hingga kini makamnya terus diziarahi oleh kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia. Bahkan beberapa agen travel membuka kemudahan untuk berkunjung ke makam beliau.

Diatara beberapa peziarah tersebut yaitu Wakil Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur KH Zahrul Azhar Asumta As'ad. Menurutnya, makam Imam Bukhari saat ini cukup megah dan terawat.

"Subhanallah suatu kebanggaan tersendiri dapat tabarrukan dan berziarah di bulan Ramadhan ini di makam Imam Bukhari  di Samarkand, Uzbekistan. Saya dapat kesempatan emas dipersilahkan masuk langsung di dalam dome makam, langsung didampingi imam setempat," katanya kepada NU Online melalui layanan aplikasi Whatshapp, Ahad (26/5).

Gus Hans, sapaan akrabnya, menambahkan, makam Imam Bukhari terletak Kota Buxoro, Uzbekistan. Di pintu  gerbang makam tampak arsitektur Islam Persia dengan warna dasar tanah dan motif ornamen kaligrafi dan dalem warna biru. Di depannya banyak penjaja mangkok stainless steel bertuliskan ayat kursi dengan gravier banyak diperjual belikan. Harganya hanya 4000 Shoum (Rp. 12 ribu rupiah).

Mangkok itu bagi sebagian jemaah dipercaya berhasiat bagi kesembuhan suatu penyakit bila menjadikannya tempat air untuk minum dengan niatan doa yang ada didalamnya.

"Rasanya belum lengkap kalau kita berkali-kali ke makam Nabi Muhammad tanpa berziarah ke makam sang perawi hadis yang masyhur ini," ucap Gus Hans.

Ia menjelaskan, orang Indonesia sangat dihormati di Buxoro dan Uzbekistan umumnya. Konon penyebabnya yaitu Presiden pertama Indonesia Soekarno. Cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, makam ini ditemukan dan dibangun sebagaimana layaknya makam ulama yang berjasa besar bagi sejarah keislaman, setelah ada permintaan dari Soekarno.

Tahun 1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang oeSukarno ke Moskow. Dia ingin menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia negara besar pemimpin Gerakan Non Blok berdiri di belakang Uni Soviet. Saat itu Soekarno tidak mau begitu saja datang ke Moskow.

Soekarno mengajukan syarat untuk menemukan makam Imam Bukhari terlebih dahulu. Saat itu, tak ada yang mengenal  Imam Bukhari seperti saat ini.

Akhirnya, setelah melalui penelurusan yang jlimet, makam Imam Bukhri ditemukan. Kondisi makamnya rusak, tak terawat, berada di tengah ladang kapas yang jauh dari jangkauan masyarakat.

Indonesia adalah satu-satunya negara yang hingga kini sangat dihormati oleh penduduk Uzbekistan dan Samarkand khususnya.

"Semoga anak cucu saya dan sahabat semua dapat kecipratan ketularan kecerdasan ilmu dari ahli kubur (Imam Bukhari) yang saya ziarahi ini. Semoga para sahabat dimudahkan untuk bisa juga berziarah langsung ke sini," ungkapnya.

Dalam catatan sejarah, karya Imam Bukhari yang pertama kali  berjudul Qudhaya As- Shahabah wat Tabi'ien. Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Saat menginjak usia 22 tahun, Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu serta kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah ia menulis kitab At-Tarikh (sejarah) yang terkenal itu.

Karya Imam Bukhari lainnya adalah kitab Al-Jami' Ash-Shahih, Al-Adab al Mufrad, At-Tharikh as Shaghir, At-Tarikh Al-Awsat, At-Tarikh Al-Kabir, At-Tafsir Al-Kabir, Al-Musnad Al-Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain,  Ad-Du'afa, Asami As-Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' As-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.

"Imam Bukhari menjadi ulama besar tak lepas dari peran ibunya yang single parent nan tangguh, berkat kesabaran dan ketangguhan ibunyalah imam Bukhari atas izin Allah sembuh dari kebutaan disaat kecil dan kelak menjadi perawi hadis nabi yang sangat masyhur," pungkasnya. (Syarif Abdurrahman/Aryudi AR).