Internasional

Kepada Gus Yahya, Grand Syekh Al-Azhar akan Hadir di Muktamar Fiqih Peradaban

Jum, 16 September 2022 | 07:00 WIB

Kepada Gus Yahya, Grand Syekh Al-Azhar akan Hadir di Muktamar Fiqih Peradaban

Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayyeb, di The Ritz-Carlton Hotel, Astana, Kazakhstan, pada Kamis (15/9/2022). (Foto: dok. Ghufron Siradj)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayyeb, di The Ritz-Carlton Hotel, Astana, Kazakhstan, pada Kamis (15/9/2022).


Pertemuan keduanya berlangsung hangat, Grand Syekh Al Azhar berdialog secara terbuka dengan Ketum PBNU. Ia menyampaikan akan hadir dalam forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban, yang merupakan salah satu rangkaian peringatan hari lahir (Harlah) satu abad NU, Februari 2023 medatang.


“Insyaallah saya akan hadir dalam acara istimewa itu,” kata Grand Syeikh kepada Gus Yahya. 


Gus Yahya bersukur atas sambutan baik itu. Menurutnya, tidak hanya hadir, dalam Muktamar Interasional Fiqih Peradaban Grand Syeikh akan didapuk sebagai narasumber, yang dinantikan pemikiran-pemikiran briliannya.


“Kami mengundang beliau untuk jadi narasumber di acara Fiqih Peradaban, nanti. Kami berharap beliau dapat menularkan ide dan gagasan-gagasan pokok dalam pikirannya,”  terang Gus Yahya.


Sebab, ia mengamini bahwa Mesir merupakan wadah peradaban besar yang ada di permukaan bumi, sedangkan Al Azhar merupakan wadah pendidikan Islam yang mempunyai sejarah pergulatan dan dinamika yang unik. 


Al Azhar merupakan salah satu cikal bakal sistem pendidikan tinggi yang reputasinya diakui dunia internasional. “Al Azhar merupakan kiblat keilmuan dari umat muslim di Indonesia khususnya kaum nahdliyin,” ungkap tokoh kelahiran Rembang, 1966 itu.


Hal itu, lanjut dia, kian terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh pesantren NU yang secara geneologi keilmuan masih bersambung dengan ulama-ulama Al Azhar. 


“Tidak terhitung lagi jumlahnya warga NU yang menimba ilmu di sana, kemudian mengembangkannya melalui pesantren, madrasah, tidak terkecuali melalui jam’iyah NU di Indonesia,” jelas Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang itu.


Seperti diketahui, Muktamar Internasional tentang Fikih Peradaban ini akan menjadi puncak kegiatan menjelang harlah 100 tahun NU. 


Dalam menyongsong usia satu abad itu, NU memiliki program besar untuk kemanusiaan dan peradaban dunia. 


Secara khusus, PBNU akan mengundang para tokoh agama dari berbagai agama di seluruh dunia untuk berbicara tentang perdamaian.


Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad