Nasional 1 ABAD NU

Alasan Historis di Balik Pemilihan Krapyak sebagai Tempat Kick Off Seri Halaqah Fiqih Peradaban

Kam, 11 Agustus 2022 | 12:03 WIB

Alasan Historis di Balik Pemilihan Krapyak sebagai Tempat Kick Off Seri Halaqah Fiqih Peradaban

Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Kamis (11/8/2022). (Foto: NU Online/Ivan Aulia Ahsan).

Yogyakarta, NU Online

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memaparkan argumen sejarah terkait pemilihan Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta sebagai tuan rumah peluncuran Seri Halaqah Fiqih Peradaban.  


“Kita mulai di Krapyak ini memang dengan sengaja karena ada satu Keputusan Muktamar yang monumental, yaitu pada Muktamar NU ke-28 tahun 1989 di Krapyak,” tutur Gus Yahya, Kamis (11/8/2022).


Gus Yahya menyampaikan ini pada seri pertama Halaqah Fiqih Peradaban yang bertempat di Madrasah Aliyah Ali Maksum, tak jauh dari kompleks Ponpes Krapyak Ali Maksum.


Menurutnya, Muktamar NU ke-28 adalah titik balik penafsiran fiqih ala NU yang selaras dengan semangat zaman. Pada era tersebut wacana fiqih kontekstual memang mulai menjadi perbincangan publik.


“Saat itu, di Muktamar 1989, kiai-kiai memikirkan bahwa fiqih perlu dikontekstualisasikan dengan perkembangan zaman,” lanjutnya.


Keputusan Muktamar tersebut kemudian menjelma sebagai titik balik dalam sejarah pemikiran fiqih ulama-ulama NU. Wawasan fiqih dan keagamaan para kiai semakin luas. 


“Keputusan ini menjadi penanda dibukanya lembaran pemikiran baru di kalangan ulama kita. Ikonnya saat itu tidak lain adalah Kiai Haji Ali Maksum,” ujar kiai kelahiran Rembang itu.


Gus Yahya tampil sebagai pembicara dalam halaqah tersebut. Pembicara lainnya adalah KH Afifuddin Muhajir, ulama fiqih terkemuka dan Wakil Rais ‘Aam PBNU.


Dalam sambutan peluncuran, KH Afifuddin Muhajir menyampaikan bahwa kegiatan ini pertama kali digelar NU. Meskipun bungkusnya baru, sebetulnya secara substansi sudah menjadi pembahasan NU. “Kesempatan pertama jamiyyah Nahdlatul Ulama membahas persoalan yang sesungguhnya bungkusnya adalah baru akan tetapi substansinya lama, yaitu fiqih peradaban,” katanya.


Rencananya, Halaqah Fiqih Peradaban akan digelar di 250 titik di seluruh Indonesia dimulai dari Agustus 2022 hingga Januari 2023. Rinciannya, 75 di Jawa Timur, 75 di Jawa Tengah dan DIY, 50 di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, serta 50 titik di luar Pulau Jawa. Kegiatan ini akan melibatkan 12.500 kiai seluruh Indonesia.


Pewarta: Ivan Aulia Ahsan
Editor: Syakir NF