Nasional

Halaqah Fiqih Peradaban Ajak Kiai Eksplorasi Kitab Fiqih, Kaitkan dengan Realitas

Rab, 10 Agustus 2022 | 11:15 WIB

Halaqah Fiqih Peradaban Ajak Kiai Eksplorasi Kitab Fiqih, Kaitkan dengan Realitas

Halaqah Fiqih Peradaban PBNU mengajak kiai untuk lebih mengeksplorasi kitab fiqih dan kaitannya dengan realitas.

Yogyakarta, NU Online

 

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakspesdam PBNU) H Ulil Abshar Abdalla menyampaikan, pembukaan Halaqah Fiqih Peradaban yang digelar di Madrasah Aliyah Ali Maksum, PP Krapyak, Yogyakarta Kamis (11/8/22) besok, akan mengangkat tema Fiqih Siyasah Nahdlatul Ulama (NU) dan Realitas Peradaban Baru.

 

“Ketum PBNU Gus Yahya ingin menghidupkan kembali halaqah di era Gus Dur ini, halaqah pemikiran. Beliau ingin mengajak para kiai untuk memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih fundamental menyangkut realitas peradaban baru,” kata Gus Ulil, sapaan akrabnya, kepada NU Online, Rabu (10/8/2022).

 

Gus Ulil mengungkapkan, sejatinya halaqah ini memiliki dua tujuan, yaitu menghidupkan tradisi halaqah di era Gus Dur dan mendorong kiai-kiai di lingkungan NU untuk mengeksplorasi lebih dalam kitab-kitab fiqih, terutama fiqih siyasah.

 

“Fiqih yang berkenaaan dengan masalah kenegaraan dibaca kembali di dalam konteks realitas peradaban baru,” terangnya.

 

Menurutnya, salah satu kekuatan komunitas ilmiah di lingkungan pesantren-pesantren Nahdliyin adalah adanya warisan intelektual yang tertuang dalam kitab-kitab klasik, yaitu kitab kuning. Warisan-warisan pemikiran ini tergambar, antara lain dalam literatur fiqih siyasah, yaitu fiqih yang berkenaan dengan masalah kenegaraan. 

 

“Peradaban itu menyangkut soal tata dunia, tata negara, tata masyarakat, tata budaya, ekonomi hingga politik,” tutur Pengampu Ngaji Ihya daring itu.

 

Selanjutnya, papar dia, dalam fiqih peradaban termuat paradigma dan cara berpikir ulama-ulama klasik Islam hingga filosofi yang diusungnya. Dalam konteks ini, Gus Yahya berusaha mengajak kembali kiai-kiai untuk menghadapi peradaban baru ini secara substantif.

 

“Jadi, itu alasan kenapa diadakan halaqah dan dinamai dengan halaqah fiqih peradaban. Karena kata kuncinya adalah peradaban,” ungkap Gus Ulil.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa halaqah yang diadakan di Pesantren Krapyak ini adalah kick-off atau peluncuran seluruh rangkaian halaqah tersebut. Halaqah ini akan diikuti oleh puluhan kiai dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah.

 

“Jadi, besok itu adalah acara peluncuran pertama serial halaqah ini, dan akan diikuti oleh 70 kiai dari seluruh DIY dan Jawa Tengah,” katanya.

 

Diinformasikan juga bahwa halaqah ini akan dilangsungkan di 250 titik di seluruh Indonesia, dimulai dari Agustus 2022 hingga Januari 2023. Rinciannya, 75 di Jawa Timur, 75 di Jawa Tengah dan DIY, 50 di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, serta 50 titik di luar Pulau Jawa.

 

“Puncak serial halaqah ini adalah Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang akan diadakan bulan Februari 2023 yang sekaligus menandai satu abad Nahdlatul Ulama (menurut kalender Hijriyah),” imbuh Gus Ulil.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Syakir NF