Internasional

Ketua PBNU Hadiri Undangan Ulama Asia Tenggara di Kuala Lumpur Malaysia

Sab, 2 Juli 2022 | 18:45 WIB

Ketua PBNU Hadiri Undangan Ulama Asia Tenggara di Kuala Lumpur Malaysia

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (kiri) menghadiri Persidangan Ulama Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (30/6/2022). (Foto: NU Online/Ahmad Rozali)

Kuala Lumpur, NU Online

Ratusan ulama se-Asia Tenggara dan sekitarnya menghadiri pertemuan di Kuala Lumpur Malaysia dalam acara Persidangan Ulama Asia Tenggara pada Kamis (30/6/2022). Salah satu undangan resmi yang menghadiri acara tersebut adalah perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang diwakili oleh Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). 


Gus Fahrur mengatakan senang dapat menghadiri undangan konfrensi yang diadakan oleh Liga Islam Dunia dan Kantor Perdana Menteri Malaysia. Acara seperti ini dapat membawa maslahat yang lebih luas untuk Islam dan peradaban manusia. 


"Sebab dengan acara seperti ini, kita dapat memahami apa saja tantangan Islam di tempat lain seperti Nepal, Sri Langka, Jepang, dan lain-lain. Situasi mereka berbeda dengan kita," kata Gus Fahrur kepada NU Online, di Kuala Lumpur, Kamis (30/6/2022).


Pemahaman akan perbedaan ini, lanjut Gus Fahrur dapat menjembatani perbedaan sehingga memungkinkan umat Islam menjalin visi yang lebih mudah untuk dilakukan bersama-sama. 


"Pertemuan ini sangat bagus. Kita bisa bertemu dengan banyak orang, dari berbagai belahan dunia. Pertemuan ini bisa menimbulkan pemahaman keagamaan yang lebih luas antarulama di Asia bahkan dunia," ujarnya.


Dalam kesempatan tersebut Gus Fahrur memberi kenang-kenangan dua kitab kepada Sekjen Liga Negara Islam Dunia Dr. Mohammad bin Abdul kareem Al-issa. Dua kitab tersebut adalah satu kitab kumpulan kitab karya ulama Nusantara dan sebuah kitab lain karya Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa.


"Beliau menerima kenang-kenangan dari kita, dan menyambut dengan hangat. Lalu beliau kita undang untuk hadir ke Indonesia dan mengaku sangat senang dengan undangan tersebut," katanya.


Sementara itu Ahmad Tholabi Kharlie, Pengurus LTN PBNU mengatakan bahwa pertemuan besar ini menunjukkan komitmen dan ukhuwah Islamiyah yang sangat kuat di antara para peserta. 


"Persatuan umat Islam terlihat sangat kuat, di mana semua ulama begitu dekat berbaur dan saling berdiskusi. Itu menunjukkan ikatan Islamiyah yang tampak sekali. Berbagai aliran keagamaan tidak menunjukkan pembedaan di antara mereka. Saya kira ini menjadi poin penting," kata dia. 


Akan tetapi, lanjut Tholabi kegiatan ini memerlukan tindak lanjut yang lebih spesifik agar melahirkan rekomendasi yang lebih konkret untuk masing-masing negara Islam. 


"Sayang sekali waktu terlalu mepet, dan kekurangan dari kegiatan ini terlalu banyak seremonialnya. Output-nya tidak terlihat. Rekomendasinya tidak konkret. Pidato tidak menunjukkan ada semacam hal yang substansial di negaranya masing-masing. Menurut saya perlu ditambah waktunya, supaya lebih konkret untuk pengembangan keislaman di negara masing-masing," ujarnya.


Hadir dalam petemuan tersebut ulama sebagai perwakilan sejumlah negara di Asia Tenggara dan sekitarnya seperti Indonesia, Thailand, Brunai, Sri Langka, Pakistan, India, Jepang, Australia, Kamboja, India, Pakistan. Sementara dari Malaysia terdapat Mufti dari berbagai Negara Bagian.


Terdapat beberapa tujuan utama dalam pertemuan tersebut. Pertama, terkonsolidasinya nilai moderasi agama dan persatuan umat Islam. Kedua, menghasilkan gerakan perlawanan terhadap ajaran ekstrem. Ketiga, lahirnya transformasi pemikiran dari politik perpecahan kepada pemahaman yang saling menghargai. Keempat, lahirnya program, inisatif, dan rekomendasi yang kelak disebarkan oleh jaringan peserta.


Pewarta: Ahmad Rozali
Editor: Kendi Setiawan