Internasional

Ketua PCINU Taiwan Ungkap Alasan Ratusan Warga Lokal Mualaf: Sebagian karena Lihat Gerakan Sujud

Rab, 13 September 2023 | 15:00 WIB

Ketua PCINU Taiwan Ungkap Alasan Ratusan Warga Lokal Mualaf: Sebagian karena Lihat Gerakan Sujud

PCINU Taiwan saat menggelar pelaksanaan Shalat Idul Adha di National Taiwan Museum pada Kamis, 29 Jumi 2023. (Foto: Dok PCINU Taiwan)

Jakarta, NU Online 
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan melalui Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Taiwan telah memfasilitasi 150 warga lokal untuk memeluk Islam, pendampingan sudah dilakukan terhitung sejak Maret 2022 hingga Agustus 2023.


Ketua PCINU Taiwan Didik Purwanto mengungkapkan, dalam perjalanan pendampingan intensif warga yang tertarik kepada agama Islam, pihaknya menjumpai beragam latar belakang atau alasan yang berbeda dari masing-masing individu untuk akhirnya memantapkan diri menjadi mualaf. 


“Latar belakang mualaf itu tidak bisa ditebak. Ada yang mau menikah dengan orang Muslim Indonesia, tapi saya juga menemukan orang mualaf gara-gara melihat orang sujud dalam satu orkestra yang bagus ketika Idul Fitri,” ungkap Didik dalam keterangannya, diterima NU Online, Selasa (12/9/2023).


Salah satu contoh, lanjut dia, terjadi di Taipei ketika pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun 2023 yang diikuti oleh 15 ribu jamaah dan dibagi 6 kloter. Ia bercerita, ketika imam melakukan sujud diikuti oleh makmum yang juga sujud, di saat itu ada orang Taiwan yang melihat dan terketuk hatinya.


"Ada juga seorang mahasiswa yang kuliah di bidang sosial, melakukan penelitian sudah mengenakan mukena belajar shalat tapi sampai sekarang belum Islam. Jadi, pintu hidayah itu berbeda-beda," jabarnya.


Didik menyebut, hingga saat ini PCINU Taiwan telah melakukan koordinasi dengan 12 ranting di Taiwan guna mengintegrasikan seluruh data mualaf dari tiap-tiap ranting. Ia menyebut, prosesi pengislaman mualaf oleh PCINU Taiwan tidak hanya berhenti pada syahadat semata. Setelah mualaf itu, pihaknya juga akan memberikan bimbingan dan pengajaran agama. Belajar agama Islam mulai dari hal yang paling dasar yakni akidah hingga praktik ibadah.


"Ini potensinya sangat besar dan ke depan saya merancang tidak cukup di situ. Mereka harus dijadikan menjadi satu jamaah atau lembaga sehingga mereka saling membantu dan berbagi ilmu," ucapnya.

 

"Contoh kasus, jika mereka meninggal dunia dipanggil oleh Allah swt, mereka bisa saling membantu, karena budaya di sini ketika meninggal maka dikremasi sedangkan pemakaman Islam itu mahal. Jadi, bagi Muslim lain yang kurang mampu bisa saling membantu. Ini Muslim harus terkoneksi, biar mereka tidak berpikir sendiri, itulah gunanya sinkronisasi data" sambungnya.