Internasional

Kuliner Buka Puasa di Belanda, dari Bakwan hingga Kebab

Sab, 16 Maret 2024 | 15:45 WIB

Kuliner Buka Puasa di Belanda, dari Bakwan hingga Kebab

Komunitas muslim Turki di Belanda sedang berbuka puasa. (Foto: dok. istimewa/M. Noor Harisudin)

Belanda, NU Online

Kuliner di Eropa, terutama di negeri Belanda tidak perlu diragukan. Mayoritas umat Islam di Belanda berasal dari Turki dan Maroko sehingga umat muslim tidak lagi bingung mencari makanan halal di Negara Kincir Angin tersebut.


Situs Wego mencatat, Belanda sebagai negara yang memiliki durasi puasa selama 16,5 jam sehari, yakni imsak pukul 4.46 AM dan berbuka puasa pukul 6.51 PM (16/3/2024).


Ketua LDBM (Lembaga Dakwah dan Bahtsul Masail) PCINU Belanda, Kiai Habibus Salam menyatakan bahwa menu buka puasa dan sahur sudah berlogo halal karena komoditas muslim di Belanda juga meramaikan pasar, restoran dan komunitas buka bersama.


“Sejauh ini saya belum pernah mendapati hidangan buka puasa yang khas Belanda. Biasanya hidangan buka puasa itu tergantung siapa yang menghidangkannya. Kalau sedang ikut buka puasa bersama di komunitas atau masjid Indonesia, makanan yang dihidangkan ya makanan-makanan Indonesia seperti rendang, bakwan, kerupuk. Semisal ketika diundang buka bersama oleh komunitas muslim Turki, hidangannya, ya, khas Turki, seperti Baklava dan Kebab, dan Sup khas Turki,” jelasnya.


Di lokasi yang mayoritas penduduknya migrain dari negara muslim, akan terasa beda. Selama Ramadhan, perkampungan muslim Maroko dan Turki di Amsterdam, Utrecht, Den Haag memfasilitasi umat muslim untuk menyediakan menu takjil maupun buka puasa di masjid yang bisa dihadiri oleh ratusan jamaah umat muslim.


“Biasanya komunitas-komunitas muslim di Belanda mengadakan buka puasa bersama di masjid-masjid, dan itu dibuka untuk siapa saja yang mau datang. Biasanya setelah itu dilanjut jamaah maghrib, dan setelahnya dilanjut dengan kajian-kajian keislaman sembari menunggu isya' dan selanjutnya tarawih bersama,” tuturnya.


Alternatif lain Jika ingin merasakan menu berbuka lainnya, biasanya umat Muslim memilih resto-resto Turki atau Yaman.


“Karena lidah Indonesia, saya lebih suka cita rasa Indonesia, jadi biasanya masak sendiri atau ikut buka bersama. Tapi jika harus memilih restoran untuk tempat buka puasa, saya lebih suka masakan di resto-resto Turki atau Yaman. Dan itu juga bukan menu spesial yang khusus ada di bulan puasa, di hari-hari biasa juga ada. jadi memang tidak ada restoran spesifik yang secara spesifik punya menu khas buka puasa,” tambah Kiai Habibus Salam.