Lawan Ekstremisme, Saudi Resmikan Akademi Moderasi Masjidil Haram
Kamis, 28 Januari 2021 | 15:45 WIB
Arab Saudi meresmikan Akademi Mediasi dan Moderasi untuk melawan pemikiran ekstrem. (Foto: AP Photo)
A Muchlishon Rochmat
Penulis
Makkah, NU Online
Akademi Mediasi dan Moderasi Masjidil Haram diresmikan pada Rabu (27/1) waktu setempat. Akademi ini didirikan dengan beberapa tujuan. Di antaranya untuk menolak dan melawan pemikiran ekstremis dan asing yang tidak memiliki kaitan dengan Islam; mempromosikan mediasi dan moderasi di semua aspek kehidupan; dan memastikan perilaku yang tepat berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah, dan praktik-praktik yang dilakukan Nabi Muhammad.
Kemudian, Akademi Mediasi dan Moderasi Masjidil Haram juga bertujuan untuk membangun pemikiran Muslim dengan benar; mempromosikan kewarganegaraan dalam masyarakat; mengonsolidasikan budaya dialog; melindungi pikiran dari kebingungan dan keraguan; serta mengidentifikasi doktrin yang berliku dan pemikiran yang menyesatkan.
Saat peresmian Akademi Mediasi dan Moderasi Masjidil Haram, Kepala Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci, Syekh Abdurrahman al-Sudais, mengatakan bahwa keamanan merupakan bagian terpenting bagi setiap negara. Karena, keamanan adalah pondasi untuk menciptakan stabilitas, dasar keselamatan, dan kepastian bagi suatu negara.
Dia mengibaratkan akademi ini seperti kepala bagi bangsa Saudi karena keamanan memiliki keterkaitan yang erat dengan identitas bangsa dan kepribadian yang beradab. “Keamanan intelektual umat ini berarti bahwa Muslim bisa hidup di dalam masyarakatnya dengan aman dan terjamin ketika menyangkut komponen kepribadian mereka dan perbedaan budaya dan sistem intelektual mereka, yang berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah,” jelas Syekh Sudais, dikutip laman Arab News, Kamis (28/1).
Dalam tiga tahun terakhir, terutama setelah Mohammed bin Salman (MBS) diangkat menjadi Putra Mahkota, Arab Saudi gencar mengampanyekan Islam moderat. Pada saat peluncuran rencana zona pengembangan ekonomi baru senilai 380 miliar euro, Selasa (24/10/2017), MBS mengatakan dirinya akan memimpin negaranya dengan semangat kembali kepada Islam moderat.
"Kami sedang kembali ke kondisi kami sebelumnya—sebuah negara berhaluan Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia," katanya saat itu, seperti diberitakan Telegraph.
Namun demikian, sejumlah pihak mempertanyakan model Islam moderat seperti apa yang diusung Arab Saudi, mengingat dalam beberapa tahun terakhir pihak Kerajaan menahan dan memenjarakan para ulama, aktivis, jurnalis, dan warganya yang bersuara vokal menentang kebijakan Kerajaan.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
4
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
5
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
6
Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga
Terkini
Lihat Semua