Internasional

Lebaran Jelang Ujian, Nahdliyin Lebanon Tetap 'Sowan' Ulama

Kam, 6 Juni 2019 | 09:30 WIB

Lebaran Jelang Ujian, Nahdliyin Lebanon Tetap 'Sowan' Ulama

Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Lebanon

Beirut, NU Online
Hari Raya Idul Fitri menjadi ajang silaturahim dengan saudara, teman, kerabat, dan tak terlupakan juga para guru. Bagi para mahasiswa di tanah Arab, para ulama menjadi destinasi silaturahim yang tak terlewatkan.

Namun, ujian yang cuma berjarak dua hari dari hari H lebaran 1440 Hijriyah, memperpendek langkah mereka untuk sowan-sowan. Meski waktu yang tersedia sangat terbatas, mahasiswa Indonesia tetap meluangkan waktu, meski tak banyak ulama yang disowani lebaran kali ini.

"Kami gak begitu banyak muter-muter kang tahun ini. Soalnya jadwal ujian di Lebanon yang begitu mepet. Jadi mahasiswa banyak yang udah pulang ke kampus masing-masing," kata Hamid Hodir, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon, kepada NU Online pada Kamis (6/6).

Hamid dan dua rekannya melaksanakan shalat Idul Ftri di Masjid Nasional Muhammad al-Amin, Beirut, Lebanon. Ia berangkat dari kampusnya di Daawa University College yang terletak di kota yang sama sejak pukul lima pagi.

"Dekat, dari kampus saya sekitar 15 menit naik angkot," ujar mahasiswa tingkat akhir jurusan Sastra Arab itu.

Dengan merogoh kocek 1.000 Lira Lebanon atau setara Rp9.500 Hamid sudah bisa sampai di tempat tujuan. Menurutnya, transportasi angkot itu paling murah di negara tersebut.

"Van itu yg paling murah untuk transportasi umum di kota Beirut. Satu kali naik jauh dekat selama masih di dalam Kota Beirut harganya 1000 Lira Lebanon / Rp9.500," jelasnya.

Ia memilih shalat di masjid tersebut selain jarak tempuh yang relatif singkat dan masjid nasional, juga khutbahnya disampaikan langsung oleh Grand Mufti Lebanon. "Di masjid tersebut khatibnya langsung oleh Grand Mufti Lebanon, Syekh Abdul Latief Derian," ucapnya.

Selesai melaksanakan shalat Id hingga sekitar pukul 07.15, Hamid berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut untuk bersilaturahim dan maaf-maafan dengan masyarakat Indonesia yang ada di sana.

"Setelah shalat Id itu baru saya ke KBRI, silaturahim dengan Bapak Dubes, staf-staf KBRI, dan TNI Unifil yang sedang bertugas menjaga perdamaian di Lebanon, TKI, warga yang bekerja sebagai Spa di perhotelan, para mahasiswa, dll," katanya.

Kunjungan ke KBRI bukan sekadar silaturahim. Di sana juga menjadi obat kangennya dengan Indonesia. Pasalnya, Hamid sudah empat kali lebaran di negeri berjuluk Paris of The East itu. "Empat puasa empat lebaran gak pulang-pulang, sudah ngalah-ngalahin bang toyib kang," ujarnya sembari tertawa.

Di KBRI, Hamid bisa menikmati masakan khas Indonesia sepuasnya. "Obat kangen makanan khas inydonesia pastinya gak ketinggalan," ucapnya.

Hamid juga menjelaskan bahwa masyarakat Lebanon juga disibukkan dengan silaturahim saat lebaran. "Mereka kayak kita lah saling silaturahim juga. Tapi cuma sehari sih, gak kayak kita bisa berhari-hari."

Mereka juga menyuguhkan sajian khas Lebanon seperti nasi mandiyaman, jajanan halawiyat (manisan khas lebanon), dan kopi khas Lebanon, ahweh sada atau kopi hitam murni pahit. (Syakir NF/Muiz)