Internasional

Menikmati Buka Puasa dan Tarawih di Masjid Amar Hong Kong

Sab, 16 Maret 2024 | 06:00 WIB

Menikmati Buka Puasa dan Tarawih di Masjid Amar Hong Kong

Jamaah melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Amar and Ousman Usman Ramju Sadick Islamic Centre, Hong Kong pada hari ketiga Ramadhan 1445 H, Kamis (14/3/2023) (Foto: dok KH Moh Romli)

Hong Kong, NU Online
Suasana dan tradisi puasa Ramadhan di Hong Kong memang berbeda dengan tradisi di Indonesia. Di Indonesia, ada suara adzan yang berkumandang untuk menunjukkan waktu shalat, juga ada suara kentongan atau suara dari pengeras suara di masjid, misalnya untuk membangunkan umat Islam pada dini hari agar menyiapkan santap sahur. Hal itu tidak berlaku di Hong Kong.

 

Sebenarnya di Hong Kong tidak sulit untuk bisa mengenali warga, utamanya perempuan yang beragama Islam. Lalu lalang dan berjalannya wanita berjilbab di tempat-tempat umum, seperti di supermarket, di jalan-jalan utama di Hong Kong sangat banyak. Di antara mereka adalah para pekerja migran asal Indonesia. Di Hong Kong selain dari Indonesia, umat Islam berasal dari Pakistan, India, dan Afghanistan.

 

Di Hong Kong, seluruh aktivitas ibadah terpusat di masjid. Mulai buka puasa, shalat tarawih berjaamah, hingga ajang pertemuan Muslim dari negara mereka, termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang beragama Islam juga kerap mengadakan peribadatan di masjid yang ada Hong Kong.


Di Caueway Bay tempat saya menginap, saya coba melihat dan menikmati salah satu masjid di Hong Kong bernama Masjid Amar and Ousman Usman Ramju Sadick Islamic Centre. Saya ingin tahu bagaimana aktivitas buka bersama (ifthar jamai'y) di sana.


Masjid ini cukup ramai menjelang waktu berbuka puasa. Banyak umat Muslim ketika menjelang berbuka sudah masuk ke dalam masjid.


Masjid Amar and Osman Ramju  Sadick Islamic Centre terlentak di Oi Kwan Road Wan Chai Hong Kong. Lokasinya tidak jauh dari Statsiun MRT. Masjid ini adalah masjid ketiga yang dibangun di Hong Kong. Dibangun pada tahun 1979, masjid ini mulai beroperasi atau dipergunakan pada tahun 1981. Masjid Amar dibangun sebagaimana bangunan di Hong Kong, yaitu dengan model bertingkat sampai ke lantai 8. Ini sangat berbeda dengan masjid-masjid di Indonesia.


Masjid dengan 8 lantai berkapasitas 700 jamaah. Di lantai dasar (loby bawah) terdapat Islamic Centre tempat buku buku Islam tertata dengan rapih. Lantai 1 sebagai tempat berwudhu (Ablution Room). Kemudian lantai 2 tempat shalat laki-laki (Men's Prayer Room), lantai 3 tempat shalat perempuan (Ladies Prayer Room), lantai 4 Classroom, lantai 5 tempat makan. (Canteen) tempat berbuka puasa.


Berikutnya di lantai 6 dimanfaatkan untuk ruang seminar. Sementara lantai 7 terdapat perpustakaan. Islamic Union (salah satu organisasi Islam di Hong Kong) dan Kantor Trustee dan IYA berada di lantai 8.  


Mengenai operasionalnya untuk Weekday dan Minggu adalah pukul 10 pagi sampai 1 siang dan dilanjut pukul 2 hingga 6 sore. Sementara pada Sabtu operasional dari pukul 10 pagi sampai 2 siang.


Saat saya berkunjung pada hari ketiga Ramadhan 1445 atau Kamis 14 Februari 2024, saat menjelang Maghrib, masjid ini sudah banyak dikunjungi umat Muslim. Termasuk para migran Indonesia. Mereka akan melakukan buka bersama (ifthar jama'iy), sekaligus silaturahim antarmigran. Sekitar 30 menit sebelum waktu Maghrib, mereka sudah berada di lantai 5 atau kantin untuk membeli takjil. Makanan takjil mereka ada kurma, jeruk, dimsum dan lainnya.


Setelah itu mereka ada yang turun ke lantai 2, 3 dan 4 untuk shalat Maghrib berjamaah. Usai Maghrib, mereka makan bersama di lantai 5. Di sini suasana cukup ramai dan jamaah bisa bersenda gurau, bersilaturahim dengan sesama warga negaranya.


Shalat Tarawih di masjid ini dengan 23 rakaat degan setiap rakaatnya 1 juz yang dibaca. Imamnya dari Pakistan. Setelah tarawih baca wiridan yang hampir mirip dengan bacaaan tradisi NU. Mengingat shalat Tarawih yang dilaksanakan begitu lama, bagi migran Indonesia mungkin menghadapi kesulitan karena harus cepat pulang ke rumah majikan. Oleh karena itu mereka melaksanakan shalat tarawih hanya 11 rakaat plus witir.


Saya melihat betapa para migran Indonesia bersemangat untuk bisa melakukan amaliyah dan beribadah selama bulan Ramadhan meski dengan nuansa yang berbeda sebab mereka berada di negeri beton Hong Kong

Hong Kong, 3 Ramadhan 1445 H/14 Maret 2024.


H Moh Romli, Wakil Direktur Wodl Moslem Studies Center (WOMESTER), Dekan Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba Bogor, Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat dan Wakil PCNU Kota Bogor.