Internasional

Ramadhan di Negeri Kanguru, Puasa 18 Jam hingga Tradisi Bukber

Jum, 15 Maret 2024 | 16:30 WIB

Ramadhan di Negeri Kanguru, Puasa 18 Jam hingga Tradisi Bukber

Suasana ibadah di Masjid Lakemba, New South Wales, Australia. (Foto: dok. PCINU Australia/Emil Idad)

Australia dengan populasi Muslim minoritas menghadirkan pengalaman Ramadhan yang unik dibandingkan negara Muslim lainnya. Bulan penuh berkah ini diwarnai dengan puasa 18 jam, tradisi buka puasa bersama, dan semangat komunitas Muslim yang erat.


Ramadhan tahun ini di Australia bertepatan dengan musim dingin, di mana waktu imsak dimulai sekitar pukul 4.30 pagi dan waktu berbuka pada pukul 7.00 malam. Durasi puasa yang panjang, hingga 18 jam, menjadi tantangan tersendiri bagi umat Muslim di Australia.


“Puasa di Australia memang terasa lebih panjang dan berbeda dengan di Indonesia. Tapi, ini menjadi kesempatan untuk melatih kesabaran dan meningkatkan keimanan,” tutur Rais Syuriyah PCINU Australia – New Zealand, Emil Idad.


Tradisi Buka Puasa Bersama

Berbuka puasa bersama atau iftar menjadi momen spesial untuk menjalin silaturahmi. Khususnya di daerah Lakemba, Sydney, New South Wales terdapat banyak masjid-masjid dan komunitas muslim imigran di Australia yang berasal dari Indonesia, Afghanistan, Turki, yang banyak menjual makanan yang dapat digunakan untuk berbuka. Ini menjadi menarik karena tradisi ini dilakukan oleh penduduk Australia dari berbagai agama selain Islam.


 Setelah itu semua yang ada di sana mengadakan buka puasa bersama untuk umum, menghadirkan berbagai hidangan khas. Tradisi ini menjadi wadah untuk memperkuat rasa persaudaraan dan berbagi kebahagiaan.


"Tradisi buka puasa bersama di sini sangat meriah. Kita bisa bertemu dengan saudara-saudara Muslim dari berbagai negara dan saling berbagi cerita," tambah Emil.


Aktivitas Ramadhan dan Ibadah Tarawih

Umat Muslim di Australia menyesuaikan aktivitas sehari-hari mereka selama Ramadhan. Banyak yang memilih untuk mengurangi aktivitas fisik dan memperbanyak ibadah.


Shalat Tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, pusat komunitas muslim atau bahkan di Universitas, dengan durasi  ada yang 8 rakaat dan ada yang 20 rakaat. Ini terjadi karena terdapat perbedaan mazhab atau kepercayaan masing-masing.


“Meskipun dengan waktu yang terbatas, umat Muslim di sini tetap semangat mengikuti berbagai kegiatan Ramadan, khususnya salat Tarawih,” ujar Emil.


Tantangan dan Dukungan Komunitas

Komunitas Muslim di Australia menghadapi beberapa tantangan, seperti minimnya akses ke makanan halal dan jarak yang jauh ke masjid. Namun, komunitas Muslim saling bahu membahu dengan menyediakan program buka puasa bersama, pendistribusian makanan halal, dan kegiatan edukasi Ramadhan.


"Komunitas Muslim di Australia sangat kompak dan saling membantu. Kita selalu berusaha untuk saling meringankan beban dan menciptakan suasana Ramadhan yang penuh kekeluargaan," tambanya.


Berbagai organisasi Muslim di Australia contohnya ada The Australian Federation of Islamic Councils (AFIC), The Australasian Muslim Lawyers Association (AMLA), dan yang lainnya  berperan penting dalam mendukung umat Muslim selama Ramadan.


Mereka mengadakan program ceramah agama, kelas tahsin Qur'an, dan kegiatan sosial untuk memperkuat solidaritas dan spiritualitas.


"Organisasi Muslim di sini sangat berperan dalam membantu umat Muslim menjalankan ibadah Ramadan. Mereka menyediakan berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan."


Ramadan di Australia merupakan momen istimewa bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah, mempererat tali persaudaraan, dan menjalani nilai-nilai Ramadan di tengah lingkungan minoritas. Semangat komunitas Muslim yang kompak menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan dan menjadikan Ramadan di Negeri Kanguru ini sebuah pengalaman yang tak terlupakan.


Kontributor: Akhmal Duta Bagaskara