Internasional

Pakai Bus ke TPS, WNI di Tunisia Anggap Pemilu Jadi Ajang Silaturahim dan Penuhi Tanggung Jawab Demokrasi

Sel, 13 Februari 2024 | 16:45 WIB

Pakai Bus ke TPS, WNI di Tunisia Anggap Pemilu Jadi Ajang Silaturahim dan Penuhi Tanggung Jawab Demokrasi

Suasana TPSLN Tunisia, di Kantor KBRI Tunisia. (Foto: Yusril Muna)

Jakarta, NU Online 

Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Tunisia turut serta dalam proses pemungutan suara untuk pemilihan presiden, wakil presiden, dan anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II pada Ahad (11/2/2024). Kegiatan pemungutan suara dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia mulai pukul 08.00 hingga 18.00 waktu setempat.


Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Tunisia menyediakan transportasi berupa bus untuk mengantar WNI dari sejumlah lokasi di Tunisia ke KBRI Tunisia. Langkah ini diambil agar WNI dapat berpartisipasi penuh dalam pesta demokrasi tahun ini.

 
PPLN Tunisia mencatat terdapat 176 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dari total 176 DPT di Tunisia, sebagian besar merupakan mahasiswa Universitas Az-Zaitunah yang sangat antusias untuk memberikan hak suaranya.
 

Proses pemungutan suara dilakukan di satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan 172 pemilih yang mencoblos secara langsung, sedangkan empat pemilih lainnya menggunakan metode pos karena jarak tempat tinggal yang jauh dari Ibu Kota Tunis. 


Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia Muhammad Yusril Muna mengungkapkan bahwa pemilu tahun ini merupakan pengalaman pertamanya bisa mencoblos di luar negeri sejak kedatangannya ke Tunisia pada 2021 lalu. 


Menurutnya, pengalaman ini memperkuat rasa memiliki terhadap Indonesia dan menekankan pentingnya peran aktif diaspora Indonesia dalam memperkuat demokrasi.
 

“Saya sendiri nyoblos via TPS karena lokasi yang dekat masih dalam lingkup ibu kota. Ada empat orang WNI yang memilih metode pos di surat suaranya itu dikirim melalui pos karena tempat tinggalnya jauh sekali dari Ibu Kota Tunis,” kata Yusril kepada NU Online, Senin (12/2/2024) malam.


Tanggung jawab demokrasi dan momen silaturahim

Ia juga mengamati bahwa meskipun berada di tengah kesibukan, WNI di Tunisia tetap berpartisipasi dalam proses pemilihan umum dengan datang ke KBRI Tunisia. Menurutnya, hal ini cermin atas pemenuhan tanggung jawab yang kuat sebagai WNI di luar negeri untuk turut serta dalam proses demokrasi Indonesia.


“Yang saya lihat kemarin juga WNI yang datang ke KBRI Tunisia walaupun di tengah kesibukan mereka ada yang bekerja, ada yang sudah berkeluarga, tapi mereka itu tetap datang ke TPS di KBRI Tunisia,” jelas Mahasiswa Pascasarjana Universitas Az-Zaitunah Tunisia itu.


Ia juga menganggap pemilu di luar negeri sebagai momen untuk saling berkumpul, bersilaturahim, dan menjaga persaudaraan di antara WNI yang tersebar di berbagai negara. Meskipun memiliki pilihan politik yang beragam, solidaritas dan perdamaian tetap dijunjung tinggi.


“Momen pemilu adalah momen untuk kumpul-kumpul, momen saling bertegur sapa, momen saling silaturahmi WNI yang ada di luar negeri, karena kita WNI di luar negeri tempat tinggalnya berpencar, maka itu pemilu kali ini sebagai momen untuk kumpul-kumpul, walaupun pilihan kami berbeda-beda, akan tetapi kita masih menjaga prinsip persaudaraan dan perdamaian,”  paparnya. 
 

Dalam memilih paslon, Yusril menegaskan bahwa pertimbangannya dilakukan dengan hati nurani dan tanpa adanya unsur keterpaksaan.


“Kalau saya pribadi pertimbangannya tidak ada unsur keterpaksaan dari pihak manapun, pastinya memilih dengan hati nurasi saya sendiri,” jelasnya.


Sebagai mahasiswa dan diaspora Indonesia, ia memilih paslon yang memperhatikan nasib pendidikan Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. Yusril berharap paslon yang terpilih akan lebih memperhatikan program beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri.
 

Yusril mengajak seluruh WNI di luar negeri untuk tetap bersuara dalam pemilu, karena satu suara mereka dapat menentukan masa depan Indonesia lima tahun ke depan. Meskipun berada jauh dari tanah air, kecintaan mereka terhadap Indonesia tidak pernah surut.


“Ayo kita sebagai WNI harus tetap menyuarakan hak suara kita karena satu suara kita dapat menentukan nasib Indonesia 5 tahun ke depan. Walaupun kita berada di negara dengan jarak sangat jauh dari Indonesia. Tetap kita tidak boleh mengurangi rasa kecintaan kita kepada tanah air Indonesia,” pungkasnya.
 

Setelah selesai proses pencoblosan pada pukul 18.00 CET, kotak suara ditutup dan dilabeli dengan logo KPU serta ditandatangani oleh para saksi TPS. Kemudian, kotak suara diamankan di Sekretariat PPLN juga diawasi CCTV selama 24 jam untuk memastikan kotak suara aman, sampai datangnya pelaksanaan penghitungan suara pada Rabu, (14/2/2024) besok.