Internasional

PBB Kecam Ingkar Janji Taliban atas Hak Perempuan di Afghanistan

Rab, 13 Oktober 2021 | 09:15 WIB

PBB Kecam Ingkar Janji Taliban atas Hak Perempuan di Afghanistan

Sekjen PBB, Antonio Guterres. (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengecam Taliban karena ingkar janji kepada perempuan dan anak perempuan Afghanistan. Ia mendesak dunia untuk menyumbangkan lebih banyak uang ke Afghanistan untuk mencegah keruntuhan ekonominya.


"Saya sangat khawatir melihat janji yang dibuat untuk perempuan dan anak perempuan Afghanistan oleh Taliban dilanggar," jelas Guterres dilansir NU Online dari AFP, Rabu (13/10).


"Saya sangat mengimbau Taliban untuk menepati janji mereka kepada perempuan dan anak perempuan dan memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional," sambungnya.


Dituturkan, PBB tidak akan menyerah pada masalah ini dan mengatakan mereka membahas isu ini setiap hari dengan Taliban yang berkuasa sejak pertengahan Agustus. Pemerintahan Taliban di Afghanistan hingga kini belum diakui secara internasional.


"Janji yang dilanggar menyebabkan mimpi buruk bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan," kata Guterres.


Saat ini, tiga juta anak perempuan telah terdaftar di sekolah sejak 2001, dan jumlah rata-rata pendidikan untuk anak perempuan telah meningkat dari enam tahun menjadi 10 tahun.


"Delapan puluh persen ekonomi Afghanistan adalah informal, dengan peran perempuan yang lebih besar. Tanpa mereka, tidak mungkin ekonomi dan masyarakat Afghanistan akan pulih," ujar Guterres memperingatkan.


Guterres juga menyampaikan mengenai tantangan yang dihadapi ekonomi Afghanistan, dan mencari cara untuk membuat perekonomian kembali bernapas. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan tanpa melanggar hukum internasional atau prinsip-prinsip kompromi.


Ia juga menjelaskan, ada kemungkinan dana internasional atau uang dari aset Afghanistan yang diblokir akan dibayarkan ke badan-badan PBB dan organisasi non-pemerintah yang kemudian membayar gaji kepada warga Afghanistan di lapangan.


"Bantuan kemanusiaan internasional sejauh ini telah dikirim ke berbagai wilayah tanpa halangan dari Taliban, dan bahkan dengan kerjasama dan bantuan keamanan mereka,” jelasnya.


"Jumlah insiden selama operasi kemanusiaan terus menurun,” imbuh Guterres.


Kelompok Taliban memang pernah menjanjikan soal kehidupan perempuan dan anak-anak perempuan Afganistan, salah satunya anak perempuan diperbolehkan sekolah. Taliban sebelumnya hanya memerintahkan guru laki-laki dan para siswa untuk kembali ke sekolah.


Masih melansir AFP, Selasa (21/9/2021), penegasan itu disampaikan Taliban saat mengumumkan posisi tersisa dalam kabinet pemerintahan baru Afghanistan yang semua jabatannya dipegang laki-laki.


"Kami sedang menyelesaikan banyak hal... itu akan terjadi sesegera mungkin," ucap juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, merujuk pada pendidikan untuk anak perempuan.


Akan tetapi, janji itu jauh-jauh hari telah diprediksi hanya omong kosong belaka oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, yang menyebut Taliban pembohong. 


Dikutip dari Reuters, ia mengatakan Taliban tidak memenuhi janjinya soal menghormati hak-hak perempuan Afghanistan, mulai dari meninggalkan rumah dengan bebas, keterlibatan dalam aktivitas politik, serta kemudahan untuk menerima pendidikan.


"Kontradiktif dengan janji Taliban bahwa mereka akan menghormati hak-hak perempuan, tiga pekan terakhir mereka malah mengesampingkan perempuan dari ruang publik," ujar Bachelet pada pertemuan Dewan HAM di Jenewa, bulan September, lalu.


Kontributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad