Internasional

PCINU Bimbing Warga Hong Kong Masuk Islam

Sen, 24 Juni 2019 | 01:30 WIB

PCINU Bimbing Warga Hong Kong Masuk Islam

Prosesi ikrar syahadat warga Hong Kong di Kantor PCINU Hong Kong, Ahad (23/6).

Jakarta, NU Online
Lin Chung (30) diantar temannya, Solehah berkunjung ke Sekretariat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hong Kong, Ahad (23/6). Kunjungan itu bermaksud meminta PCINU Hong Kong untuk menuntun membaca dua kalimat syahadat.

"Alhamdulillah Lin Chung membaca dua kalimat syahadatnya lancar," kata Wakil Ketua PCINU Hong Kong, Muhammad Ali kepada NU Online melalui sambungan telepon.

Pada prosesi sakral itu, Ali bersama Bendahara PCINU Hong Kong, Rohmat menjadi saksi. Sementara yang menuntun membaca dua kalimat syahadat, ialah Ketua PCINU Hong Kong, Ustadz Kistiawanto.

Kata Ali, seusai prosesi pembacaan dua kalimat syahadat, Kistiawanto berpesan kepada Lin Chung agar sering berkunjung ke Sekretariat PCINU Hong Kong untuk belajar Islam. Pesan juga disampaikan kepada Solehah agar membantu Lin Chung mempelajari ajaran Islam secara perlahan, seperti cara berwudlu.

Menurut Ali, Lin Chung memilih masuk Islam melalui PCINU Hong Kong atas saran Solehah agar disaksikan Nahdliyin. Lin Chung masuk Islam tanpa paksaan siapa pun.

Lin Chung bukan orang pertama yang masuk Islam melalui organisasi PCINU Hong Kong. Setidaknya, menurut Ali, terdapat sepuluh orang yang sebelumnya juga masuk melalui organisasinya. Mulaf ada yang berasal atau warga negara Indonesia yang berada di Hong Kong, warga Hong Kong sendiri, hingga warga dari negara-negara Barat.

"Ada bule juga masuk Islam lewat sini (PCINU Hong Kong)," ucapnya.

Dalam catatan NU Online, banyak warga asing mengikrarkan syahadat melalui NU. Bahkan tak jarang warga asing datang ke Gedung PBNU di Jakarta untuk bersyahadat.

Seperti pada bulan Mei 2019 lalu, dua orang warga Jepang bersyahadat dengan bimbingan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Menurut Kiai Said, mereka tertarik dengan Islam NU yang ramah.

Kiai Said juga menjelaskan, masuk Islam-nya mereka menjadi keberkahan. Kiai Said mengatakan sejak kelahirannya 15 abad yang lalu, Islam selalu terjaga. Hal itu karena tuntunan bagi umat Islam yakni kitab suci Al-Quran, juga selalu terjaga; tidak ada yang bisa mengubahnya.

"Al-Qur'an selalu terjaga keasliannya, karena banyak umat Islam yang menghafalkan Al-Qur'an, dan tidak ada yang berubah. Jika ada kesalahan cetak Al-Quran, akan diketahui," kata Kiai Said.

Selain itu, Islam di mana pun sama tuntunan dan ajarannya. Rukun Islamnya sama yakni mengirarkan syadahat, melakukan shalat, berpuasa, berzakat, dan haji bagi yang mampu. Juga rukun iman yang enam, sama harus diyakini oleh umat Islam di belahan bumi mana pun.

"Keenam rukun iman, meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir (qada dan qadar) Allah," kata Kiai Said.

Selain itu pengamalan secara syariat ketentuan ibadah umat Islam juga sama. Misalnya shalat harus menghadap kiblat, berpuasa wajib di bulan Ramadhan, zakat, dan haji.

"Tidak ada agama lain selain Islam yang seperti itu," imbuh Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan itu. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)