Internasional

Pemandangan Perempuan di Arab Saudi, Tak Lagi Kenakan Cadar dan Abaya

Rab, 4 Januari 2023 | 20:00 WIB

Pemandangan Perempuan di Arab Saudi, Tak Lagi Kenakan Cadar dan Abaya

Penonton menggunakan telepon untuk berswafoto selama festival musik MDLBEAST Soundstorm 2022 di Banban di pinggiran utara ibu kota Arab Saudi, Riyadh, Kamis (1/12/2022). (Foto: AFP/Fayez Nureldine)

Jakarta, NU Online 

Arab Saudi kian menampilkan wajah baru yang lebih terbuka selama beberapa tahun belakangan ini.


Dilansir dari The National, pemandangan perempuan tidak lagi mengenakan cadar dan juga abaya bukanlah hal asing dan sering ditemukan di Riyadh, Ibu Kota Arab Saudi. Abaya merupakan pakaian tradisional panjang yang termasyhur dikenakan wanita Arab Saudi.


Selain itu, di Bandara Internasional King Khalid Riyadh juga tampak laki-laki dan perempuan mengantre tanpa sekat di jalur yang sama di bagian bea cukai.


Pemandangan tersebut merupakan hal baru bagi Samia, turis asal Mesir. “Mengunjungi Arab Saudi secara keseluruhan adalah pengalaman yang berbeda pada tahun 2008 dibandingkan saat ini,” kata Samia, saat mengunjungi keluarga besarnya di Jeddah.


Pada kunjungannya di tahun 2008 silam, Samia mengatakan bahwa perempuan masih dalam aturan ketat soal berpakaian. “Dengan aturan ketat mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok,” tuturnya.


Kebanyakan perempuan memang tetap memakai hijab, sementara yang lain memilih untuk tidak mengenakan hijab. Perempuan kini dapat mengambil peran di ruang publik. Perempuan dapat membuktikan bahwa mereka merupakan bagian integral dari pertumbuhan ekonomi Arab Saudi.


Soal aturan berpakaian bagi perempuan itu, telah mengalami perubahan yang signifikan. Pada 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menyampaikan ketentuan abaya tidak lagi diwajibkan bagi perempuan. Perempuan boleh mengenakan pakaian selain abaya, selama layak dan sopan di muka umum.


Di bawah komando MbS, Arab Saudi telah merombak aturan yang melarang perempuan mengemudi. Pada akhir 2017, wanita di Arab Saudi resmi diperbolehkan menyetir sendiri dan membuat SIM. MbS juga mengizinkan penyelenggaraan konser dan bioskop di Arab Saudi. Para perempuan kini diperbolehkan mengunjungi dan menonton film di bioskop.


Dilansir dari laman Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, saudiembassy.net, Kerajaan kian “melunak” dan ibu kota memainkan peran kunci dalam menyukseskan visi Arab Saudi 2030.

 

Sejumlah gebrakan dilakukan dalam rangka mencapai target visi 2030 di mana Arab Saudi bertekad untuk mengurangi ketergantungan negara pada minyak sebagai sumber utama pemasukan. Diversifikasi ekonomi Arab Saudi bakal tertuju pada pengembangan sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa

Editor: Fathoni Ahmad