Internasional

Pemilu 2024 di Pakistan: 817 WNI Berpartisipasi, 536 Pemilih Mencoblos Langsung di TPS

Sen, 12 Februari 2024 | 18:15 WIB

Pemilu 2024 di Pakistan: 817 WNI Berpartisipasi, 536 Pemilih Mencoblos Langsung di TPS

Suasana para pemilih berdatangan untuk mencoblos langsung di TPSLN Islamabad, Pakistan. (Foto: PCINU Pakistan/Badat Alauddin)

Jakarta, NU Online 

Pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden di luar negeri sudah mulai dilaksanakan di berbagai negara oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) pada 2-11 Februari 2024. Proses pemungutan suara dilakukan dengan melalui tempat pemungutan suara (TPS), pos, dan kotak suara keliling (KSK).


Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan Badat Alauddin membagikan pengalamannya berpartisipasi dalam pesta demokrasi 2024. Menurutnya, pemilu yang berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (10/2/2024) di Islamabad dan dilanjutkan pada Ahad (11/2/2024) di Karachi berlangsung dengan tertib.
 

Ia mengatakan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) atau Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpartisipasi pada pemilu 2024 di Islamabad mencapai 817 orang. Sebanyak 536 DPT memilih untuk mencoblos langsung di TPS dan 281 lainnya menggunakan Pos. Pencoblosan dilakukan melalui dua sistem tersebut untuk memastikan partisipasi yang maksimal.
 

“(Via) Pos sudah terkirim dari tanggal 10 Januari 2024 akhir pengumpulan di tanggal 14 Februari 2024 dan TPS dilaksanakan di tanggal 10 dan 11 Februari 2024 menurut keterangan Ketua KPPSLN Savira Alfany yang merupakan anggota A'wan Syuriah PCINU Pakistan,” kata Badat kepada NU Online, Senin (12/2/2024).

 
TPSLN di Islamabad, Pakistan. ((Foto: PCINU Pakistan/Badat Alauddin)


Badat yang tinggal di Islamabad, Pakistan mengaku memilih untuk menggunakan hak suaranya dengan datang langsung ke TPS. Ia mengatakan bahwa pemilu tahun ini adalah pengalaman pertamanya dalam mencoblos di luar negeri, setelah sebelumnya mencoblos di Indonesia pada 2019.
 

“(Pemilu 2024 ini) pengalaman pertama saya mencoblos di luar negeri. Sebelumnya, 2019 mencoblos di Indonesia,” ungkapnya.
 

Kendati berada di luar negeri, Badat mengaku bahwa pertimbangan utamanya dalam memilih adalah visi dan misi dari kandidat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, serta kemampuan untuk merealisasikan janji-janjinya.


“Pertimbangan untuk memutuskan memilih salah satu paslon adalah visi dan misi paslon tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat hari ini, yg mampu bisa meningkatkan potensi Indonesia dan menyejahterakan rakyat dan pastinya yang mampu merealisasikan janji-janjinya,” papar Badat. 


Ia juga menyampaikan pesan kepada WNI di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya dengan bijak.


"Suara kita hari ini akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat nanti, karena ikhtiar serta keputusan kita memilih pemimpin menjadi amal jariyah kita bersama, jika pemimpin yang kita pilih mampu amanah dan jujur serta adil maka pahalanya akan mengalir kepada kita, mari istafti qolbak, tanyakan pada hati nurani, siapakah pilihan saudara yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih makmur dan berjaya," tegas Badat.