Internasional

Pemuda Ansor Jepang Ini Berdakwah dengan Wayang

Sen, 24 Januari 2022 | 19:32 WIB

Pemuda Ansor Jepang Ini Berdakwah dengan Wayang

Pemuda Ansor Jepang Berdakwah dengan Wayang. (Foto: Istimewa)

Nagoya, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Jepang membuat terobosan baru, yakni berdakwah melalui wayang. Hal ini dilakukan saat PC gerakan Ansor Jepang menggelar Annivesery Halal Kombini Plus Nagoya di gedung Halal Kombini Plus Nagoya, Jepang, Ahad (23/1/2022).


Menurut Pembina PC Gerakan Pemuda Ansor Jepang, Yuda Iswahyudi, di Indonesia berdakwah dengan menggunakan wayang sebagai sarananya, sudah biasa dilakukan. Namun di Jepang hal ini merupakan sesuatu yang masih baru. Karena itu, kata Yuda, pihaknya berinisiatif untuk memanfaatkan kesenian wayang sebagai media dakwah sekaligus hiburan.


“Jadi kami mengolaborasikan dakwah dengan wayang menjadi media untuk  menyampaikan pesan-pesan moral. Ini sekaligus juga kampanye bahwa Indonesia kaya dengan budaya,” ujarnya.


Dalam acara tersebut, Yuda bertindak sebagai dalang sekaligus penceramah. Dalam pesannya, Yuda mengupas sejumlah tema menarik, di antaranya adalah tentang birrul walidaini (berbuat baik kepada orang tua) dan kewajiban menuntut ilmu.


Menurutnya, tiada kesuksesan tanpa berbuat baik kepada kedua orang tua. Prospek karir dan pekerjaan apapun, sangat tergantung kepada restu orang tua. Dengan restu orang tua, maka pekerjaan akan diberi kemudahan oleh Allah.


“Jika kita berbuat baik kepada orang tua dengan tulus, insyaallah pekerjaan kita lancar dan diberi jalan kemudahan,” ujarnya.


Sebaliknya jika orang tua diremehkan dan tidak dilayani dengan baik, maka karir dan pekerjaan tidak akan pernah sukses, betapapun pekerjaan itu telah ditekuni dengan sungguh-sungguh.

 

Dewasa ini, katanya, posisi orang tua terkadang diabaikan. Orang tua semakin tidak penting di mata anak-anak muda. “Sikap dan perlakuan kita kepada orang tua, sangat menentukan suksesnya pekerjaan kita, apalagi kita berada di rantau,” jelasnya.


Sedangkan terkait kewajiban menuntut ilmu, menurut Yuda, bagi umat Islam sudah jelas bahwa itu adalah suatu kewajiban. Bukan semata-mata perintah, tapi ada penghargaan bagi orang yang berilmu. Penghargaan tersebut adalah kenaikan derajat.


“Derajat itu maknanya luas, bisa di bidang ilmu, kepangkatan dan bahkan harta. Derajat adalah cita-cita tertinggi manusia,” pungkasnya.

 

Acara tersebut dihadiri oleh puluhan  pengunjung, yang berasal dari jamaah Taman Pendidikan Al-Qur’an Halal Kombini Plus Nagoya, mahasiswa Indonesia, beberapa komunitas masyarakat Indonesia, dan warga Jepang.


Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin