Internasional HAUL KE-14 GUS DUR

Peneliti Mesir Sebut Gus Dur Berhasil Tegakkan Sistem Demokrasi di Indonesia

Sen, 18 Desember 2023 | 21:00 WIB

Peneliti Mesir Sebut Gus Dur Berhasil Tegakkan Sistem Demokrasi di Indonesia

Seminar Interaktif bertajuk 'Abdurrahman Wahid menurut Peneliti Mesir dan Peran Islam dalam Kemanusiaan' dalam rangka memperingati Haul Ke-14 Gus Dur, pada Sabtu (16/12/2023). (Foto: Gusdurian Kairo)

Kairo, NU Online

Peneliti Islam dan Politik Internasional asal Mesir Mostafa Zahran menyebut bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama Nahdlatul Ulama (NU) telah berhasil menegakkan sistem demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain karena demokrasi diterapkan tanpa mengesampingkan ajaran Islam. 


Hal itu diungkapkan Mostafa saat ia menjadi narasumber dengan bahasan Upaya Reaktualisasi Keagamaan ala Gus Dur dalam Seminar Interaktif yang digelar Gusdurian Kairo bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) dan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Mesir di Dokki, Giza, pada Sabtu (16/12/2023).  


“Indonesia telah berhasil menegakkan sistem demokrasi dan meletakkan dasar negara (Pancasila) yang sarat akan nilai keislaman. Hal ini tak lepas dari peran Gus Dur dan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia,” kata Mostafa Zahran sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Senin (18/12/2023).


“Indonesia dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia merupakan negara muslim, tetapi bukan negara Islam. Indonesia patut dijadikan role model bagi negara-negara Muslim lain yang ingin menerapkan demokrasi tanpa mempertentangkan atau mengesampingkan nilai-nilai ajaran Islam,” imbuh Mostafa. 


Ia juga menegaskan bahwa sosok Gus Dur sangat bisa dijadikan teladan di tengah maraknya ekstremisme dalam beragama. Menurutnya, Gus Dur bisa mengharmoniskan budaya Indonesia dengan keislaman sekaligus, sehingga dapat melahirkan corak Islam Nusantara yang damai dan menyejukkan. 


Mostafa Zahran mendorong mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) dan pihak KBRI untuk mengalihbahasakan gagasan Gus Dur ke dalam bahasa Arab. 


“Kami sangat berharap, pemikiran-pemikiran Gus Dur dalam kaitannya dengan reaktualisasi keislaman dituliskan dalam bahasa Arab, agar gagasan-gagasan segarnya dapat menjadi inspirasi dan sampai ke cendekiawan Mesir, bahkan ke seluruh penjuru dunia,” ujarnya.


Peran Islam dan Kemanusiaan

Direktur Pusat Informasi Al-Azhar Husam Syakir menyampaikan tentang peran Islam dan kemanusiaan. Ia menjelaskan mengenai pemikiran Gus Dur yang terkait dengan humanisme Islam. 


Menurutnya, kematangan humanisme Gus Dur dalam bingkai religiusitas Islam lahir dari pengembaraan panjang dalam menuntut ilmu, baik di Mesir, Baghdad maupun Eropa. Ia mengungkapkan, meskipun terbilang tidak lama di Mesir, Gus Dur begitu sukses memetik banyak ilmu dari Universitas Al-Azhar.  


“Hal itu dibuktikan dengan selarasnya humanitarian Islam yang diusung Gus Dur dengan prinsip keislaman Al-Azhar yang toleran dan moderat. Begitu juga dengan sanad tarekat Naqsabandiyah yang ia peroleh dari salah satu masyayikh-nya,” jelas Husam. 


Apresiasi dari KBRI 

Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Mesir Rahmat Aming Lasim sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif Gusdurian Kairo, PCINU Mesir, dan PC GP Ansor Mesir yang mengadakan dialog interaktif ini. 


“Acara-acara demikian ke depannya diharapkan bisa mengundang lebih banyak lagi peserta dari pelajar-pelajar Mesir, dengan harapan tokoh-tokoh Indonesia dan pemikirannya semakin dikenal di kancah dunia Internasional,” kata Rahmat. 


Sementara itu, Panitia Penyelenggara Lalu Azmil Azizul Muttaqin berharap, acara Seminar Interaktif dalam rangka Haul Ke-14 Gus Dur dan masuk dalam rangkaian agenda Gus Dur’s Day ini dapat menjadi sarana memperkenalkan pemikiran dan gagasan Gus Dur. 


“Ini merupakan langkah awal memperkenalkan gagasan-gagasan tokoh NU ke kancah global, kedepannya kami akan mengeksplorasi pemikiran segar tokoh-tokoh lain dari NU,” katanya.


Sebagai informasi, Seminar Interaktif ini bertajuk Abdurrahman Wahid menurut Peneliti Mesir dan Peran Islam dalam Kemanusiaan yang bertujuan untuk menggaungkan pemikiran Gus Dur di Bumi Kinanah. 


Acara Seminar Interaktif ini dihadiri 90 peserta yang didominasi oleh kalangan mahasiswa Indonesia dan para pelajar berkebangsaan Mesir yang menempuh pendidikan di Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) Kairo. 


Kontributor: Muhyiddin Zuhri