Internasional

Pengalaman Lebaran di Rusia

Sel, 18 Mei 2021 | 03:00 WIB

Dagestan, NU Online

Ketua PCINU Rusia dan Eropa Utara, Amy Maulana menceritakan suasana perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah di Dagestan, salah satu wilayah Rusia dengan mayoritas Muslim, berlangsung meriah. Hal tersebut tampak dari membludaknya jamaaah shalat Idul Fitri sampai di jalan-jalan di masjid-masjid di Dagestan.

 

Amy mengatakan, Dagestan adalah salah satu negara bagian dari Federasi Rusia yang terletak di Kaukasus Utara dengan 96 persen dengan 33 kelompok entis Muslim penduduknya. Mereka adalah Sunni bermadzhab Syafi'i.

 

"Saya sangat beruntung, dapat merayakan lebaran tahun ini di kota tersebut. Saya tinggal di rumah keluarga Muslim di Dagestan dari etnis Avar. Avar merupakan entis mayoritas masyarakat di sana. Saya pun dapat menyaksikan bagaimana tradisi lebaran masyarakat Muslim Rusia setempat," kata Amy kepada NU Online, Senin (17/5). 


Jamaah shalat Idul Fitri dipenuhi kaum laki-laki, mulai dari anak-anak sampai kaum lansia sementera muslimahnya di rumah. Setelah shalat Idul Fitri di masjid, jamaah saling bersalam-salaman dan dilanjutkan berkunjung ke rumah-rumah tetangga terdekat.

 

"Hal yang membedakan dengan di Indonesia, tradisi lebaran masyarakat Muslim Dagestan adalah mengunjungi keluarga atau tetangga yang tahun ini berduka karena ada anggota keluarga mereka yang meninggal dunia. Mereka mengadakan doa bersama untuk arwah anggota keluarga tersebut, selain itu menikmati sajian makanan khas Dagestan yang disediakan oleh tuan rumah," bebernya lagi. 

 

Tradisi yang tak kalah menariknya, menurut Amy, kareba setiap lebaran adalah hari bahagia untuk anak-anak. Mereka akan berkeliling dari rumah ke rumah, karena setiap tuan rumah akan memberikan coklat, permen, snack kepada anak-anak yang datang. Anak-anak berkeliling satu hari penuh, pulang dengan membawa banyak makanan.

 

"Hal ini mengingatkan saya ketika masa kecil lebaran di tanah air. Uniknya lagi, tidak hanya anak-anak, setiap orang tua juga mendapatkan buah tangan dari tuan rumah setiap berkunjung bersilaturahmi, yaitu berupa kaos kaki, paket kopi, atau teh. Saya pun banyak mendapatkan kaos kaki oleh-oleh lebaran tahun ini," lanjutnya. 

 

Pengalaman yang tidak terlupakan bagi Amy adalah di setiap rumah yang dikunjungi, ia selalu diminta melantunkan takbiran versi Indonesia, atau shalawat Nabi. Amy pun merasa sangat bersyukur, bisa mengenalkan juga tradisi Nusantara ke Rusia. Setiap selesai menyantapi hidangan lebaran, salah satu orang yang dianggap ahli agama diminta memimpin doa bersama, dan begitulah yang dilakukan setiap kami berkunjung. 

 

Hal menarik lain, sambungnya, adalah menu lebaran Muslim Dagestan. Meski tidak ada ketupat, menu lebaran mereka tidak kalah enaknya. "Ada khingkal dengan daging domba, chudu yang mirip martabak isi sayur dan daging. Kemudian, halwa semacam kue kering dari tepung dan madu, serta jus aprikot yang manis dan segar. Menu-menu ini cukup mengobati rasa rindu lebaran di tanah air," kisahnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan