Internasional

Pengamat: Meski Palestina Menang, Israel Tak Akan Hentikan Proyeknya

Rab, 28 Desember 2016 | 20:03 WIB

Jakarta, NU Online
Palestina berhasil meraih kemenangan atas Israel setelah kurun waktu 36 tahun. Pasalnya, resolusi yang diajukan oleh empat negara, yakni Venezuela, Selandia Baru, Malaysia, dan Senegal berhasil disetujui dalam forum PBB.

Keberhasilan resolusi itu juga berkat abstainnya Amerika Serikat. Negeri Paman Sam itu tidak memveto forum seperti forum-forum sebelumnya. Amerika beralasan karena pemukiman tersebut sudah jauh lebih buruk dan mengancam solusi dua negara. Hal ini disampaikan duta besarnya untuk PBB Samantha Power. “Masalah pemukiman sudah jauh lebih buruk, bahwa itu mengancam solusi dua-negara,” ujarnya seperti dikutip Sindonews.com.

Awalnya resolusi itu diajukan oleh Mesir. Namun negara itu mundur karena didesak oleh Presiden Amerika Serikat Terpilih Donald Trump. Presiden yang sedianya dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang itu mendapat tekanan dari Netanyahu. Meskipun demikian, empat negara lainnya terus berusaha hingga Dewan Keamanan PBB mengesahkannya.

Pengamat Timur Tengah Robi Sugara tidak menganggap itu sebuah kemenangan. Hal ini disebabkan Israel yang tak mungkin menaati isi resolusi nomor 2334 itu. Menurutnya, Israel akan tetap melanjutkan proyeknya. “Pastinya pembangunan pemukiman Israel ini akan terus berlanjut,” ujarnya, Senin, (26/12).

Resolusi yang sudah disepakati itu seakan tidak berarti. Meskipun resolusi tidak berubah, tapi substansinya tidak diindahkan. Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan, dalam hal ini, dunia internasional masih anarki. Hukum tumpul ke yang kuat.

“Dalam kajian hubungan internasional, ini kita sebut bahwa dunia internasional masih anarki. Hukum tumpul ke yang kuat,” kata pria yang pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat ini.

Selagi masalah tersebut tidak mengganggu stabilitas nasional negara pendukung, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap resolusi yang ada. “Karena dunianya masih anarki, ketika ada negara yang tidak mematuhi resolusi PBB, selagi negara yang lain tidak terganggu kepentingan nasionalnya, ia tidak berpengaruh,” lanjutnya.

Palestina bisa saja mengajukan kejahatan perang kepada PBB terkait hal tersebut karena statusnya sebagai pengamat non-anggota. Namun hal ini tidak akan berdampak banyak. Ditanya mengenai dampaknya, Robi mengatakan Palestina hanya menang moral saja. “Dia memenangkan secara moral aja di internasional,” ungkapnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi )