Internasional LEBARAN DI LUAR NEGERI

Perbedaan Lebaran di Hong Kong dan Macau

Kam, 14 Juni 2018 | 23:00 WIB

Oleh: H Khumaini Rosadi

Pulang ke kampung halaman di Indonesia saat lebaran, bagi BMI di Hong Kong dan Macau adalah suatu kebahagiaan yang berharga sekali. Ongkos berapa pun akan dibayar asal bisa lebaran bersama, asal bisa berkumpul bersama keluarga setelah bekerja bertahun-tahun di luar negeri. Menyambangi teman-teman dan saudara sambil menikmati kopi. Tertawa lepas, mengingat masa-masa lucu yang spontan dan mungkin tidak terulang lagi.

Itulah keinginan BMI ketika ditanya apa yang diinginkan di hari lebaran?

Namun tidak semua BMI bisa pulang ke Indonesia, sebab masih ada ikatan kontrak kerja yang belum selesai, atau memang karena belum punya cukup tabungan untuk lebaran. Untuk pulang kampung bisa paling-paling sekalian cuti satu bulan, seperti Bu Zainah Isroni– Ketua Matim (Majelis Taklim Indonesia Macau)–yang sedang pulang kampung ke Wonosobo Jawa Tengah sejak hari ke-20 Ramadhan.

Pulang kampung adalah bagian dari silaturahim. Dengan silaturrahim rezeki bisa lancar, mudah, dan tak disangka-sangka. Berkah silaturahim dapat memanjangkan umur, banyak teman, dan lincah koneksi. Apalagi jika pulang kampungnya sambil membawa oleh-oleh. Pasti akan membahagiakan banyak orang dan membuat orang yang dikunjungi senang tiada tara.

Lebaran tahun ini di Hong kong dan Macau tidak ada perbedaan, sama-sama di hari Jumat (15/6). Bagi yang pulang kampung, alhamdulillah bisa melakukan shalat Idul Fitri di Indonesia. Bagi yang tetap tinggal di Hong Kong bisa memilih shalat Idul Fitri di berbagai tempat terbuka. Karena di Hong Kong hampir setiap majelis taklim mengadakan shalat Idul Fitri gabungan di Victoria Park, Tuen Muen Park, Tung chung, masjid-masjid, dan masih banyak tempat lainnya. Sedangkan di Macau hanya boleh dilakukan di satu tempat, yaitu di Masjid Mouluyuen.

Kalau sudah berkumpul shalat Idul Fitri, jamaah BMI bisa mencapai ribuan. Seperti ketika ada acara buka bersama Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) dengan BMI di akhir Mei lalu, jumlah jamaah yang hadir mencapai seribu lebih. Karena paket makanan yang disediakan seribu porsi pun habis terbagikan. Apalagi jika shalat Idul Fitri, pasti lebih membludak lagi.

Beginilah suasana lebaran di negara orang. Meskipun jauh dari keluarga, rasa Indonesia tetap melekat di hati. Tradisi maaf-maafan pun setelah selesai shalat dengan membentuk lingkaran tetap dilakukan.

Penulis adalah Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (Tidim Jatman) yang ditugaskan ke Macau dan Hong Kong.