Internasional

Pesan Eks Dubes Inggris untuk Generasi Muda NU

Sen, 24 Februari 2020 | 07:15 WIB

Pesan Eks Dubes Inggris untuk Generasi Muda NU

Eks Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, (paling kiri) di sela-sela forum Konferensi Islam Inggris di London, Ahad (23/2), berpesan agar generasi muda NU harus berani bersuara di level internasional. (Foto: Munawir Aziz)

London, NU Online
Eks Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, mendorong generasi muda NU dan Muhammadiyah untuk berjejaring sekaligus bersuara di ranah global. Menurutnya, banyak sekali hal menarik dari Islam Indonesia. Termasuk juga prinsip-prinsip dasar tentang demokrasi, Pancasila, sekaligus bagaimana peran NU dan Muhammadiyah di ranah masyarakat sipil.

“Hal yang sangat menarik dari NU dan Muhammadiyah yakni bagaimana mereka tidak hanya merespons isu-isu agama, tapi juga bergerak pada isu-isu mendasar yang terkait langsung dengan kehidupan warga di Indonesia serta terkoneksi dengan isu-isu global. Misalnya, tentang lingkungan, penanganan sampah, industri tambang, sampai kesenjangan ekonomi," kata Moazzam di sela-sela forum Konferensi Islam Inggris di London, Ahad (23/2).

Dalam kesempatan ini, Moazzam Malik berpesan agar generasi muda NU harus berani bersuara di level internasional. Karena menurutnya, banyak hal penting dan berdampak global yang dikerjakan NU. 

“Jangan kecilkan kemungkinan, pentingnya negara-negara lain dan komunitas Muslimnya, belajar dari apa yang dikerjakan NU. Maka, penting ada suara dari generasi NU yang bisa didengar dunia. Tentu saja, harus dalam bahasa yang dipakai di level internasional," terangnya. 
 
"Belajarlah yang mendalam dengan guru yang benar, datang ke negeri-negeri lain agar meningkat wawasannya, juga datang ke konferensi-konferensi internasional agar punya ide-ide segar. Menarik juga, kita bisa saling share ide di forum British Islam Conference ini," lanjutnya. 

Moazzam bertugas di Indonesia sebagai diplomat pada Oktober 2014 sampai Juli 2019. Sebagai diplomat, dia dikenal sebagai pribadi yang ramah dan komunikatif. Ia juga aktif berkomunikasi dan menyapa warga Indonesia melalui Twitter. Ia mengaku menggunakan Twitter untuk melihat perkembangan sosial politik, sekaligus juga mempraktikkan bahasa Indonesia yang ia pelajari. 

"Saya gunakan Twitter untuk belajar bahasa Indonesia. Jadi saya bisa mengetahui perkembangan berbahasa orang-orang Indonesia. Juga, saya bisa tetap bisa menulis dalam bahasa Indonesia, agar keahlian ini tidak hilang," ungkapnya. 

Dia mengaku terkesan dengan semangat generasi Islam Indonesia baik di NU, Muhammadiyah, dan juga Gerakan Gusdurian. Ia menggaris bawahi pentingnya aktivisme sosial yang berpengaruh langsung di masyarakat sekaligus bersuara di media sosial untuk mempengaruhi pandangan masyarakat dunia yang lebih luas. 

Kontributor: Munawir Aziz
Editor: Muchlishon