Daerah

Santri Miftahul Huda Banyumas Berupaya Hidupkan Sastra Pesantren

Sen, 24 Februari 2020 | 05:45 WIB

Santri Miftahul Huda Banyumas Berupaya Hidupkan Sastra Pesantren

Suasana pelatihan menulis di Pondok Pesantren Miftahul Huda Pesawahan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: dok. pesantren)

Banyumas, NU Online
Santri Putri Pondok Pesantren Miftahul Huda Pesawahan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah mengadakan pelatihan menulis dengan tema Menghidupkan Kembali Sastra Pesantren dengan Menulis.

Kegiatan kelas menulis yang diadakan pekan lalu ini selain sebagai pengisi rangkaian kegiatan menjelang hari lahir pondok pesantren, juga merupakan kegiatan berkala yang diadakan tiap jumat sore dengan berbagai kegiatan seperti latihan tilawah, latihan hadrah, dan juga kelas menulis.

Menurut Nyai Umnia Labibah, selaku penggagas kegiatan ini menyampaikan bahwa kegiatan kelas menulis ditujukan kepada para santri agar para santri mempunyai kecintaan terhadap dunia menulis.

Menurutnya, KH Zaini Ilyas, pendiri pesantren adalah seorang kiai yang sangat produktif menulis. Beliau banyak menerjemahkan karya-karya ulama salaf, menulis syi’ir, menerjemahkan beberapa surat dari Al-Qur’an juga menulis buku khotbah.

“Semangat menulis yang dicontohkan oleh KH Zaini Ilyas harus menjadi spirit bagi para santri untuk gemar menyampaikan ide-idenya dengan menulis,” katanya kepada NU Online.

Nyai Umni juga menyebut bahwa dengan menulis keislaman yang diajarkan di pesantren ialah Islam yang ramah, Islam yang toleran dan solidaritas dapat disebarkan dan menjadi tandingan wacana Islam yang oleh beberapa pihak dikenalkan ke publik dengan wajah yang tidak ramah, sering mengafirkan dan cenderung intoleran.

Kelas menulis angkatan pertama ini diikuti oleh 40 santri putri diselenggarakan di Ruang Aula Pondok Pesantren Miftahul Huda.

Bertindak sebagai pelatih ialah Indra Defandra, penulis novel dan seniman asal Banyumas. Menurut Indra, kelas menulis ini memiliki dinamika yang potensial untuk dikembangkan, pesertanya aktif dan responsif.

Output kelas menulis ini, peserta akan menulis fiksi yang ke depannya akan dijadikan antologi cerpen santri. Hasil karya santri tersebut diharapkan dapat diluncurkan pada Maret 2020 bersamaan dengan puncak acara haflah pondok.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan