Internasional

Rais PCINU Gambarkan Situasi Perang di Sudan hingga Evakuasi ke Tanah Air

Jum, 12 Mei 2023 | 15:00 WIB

Rais PCINU Gambarkan Situasi Perang di Sudan hingga Evakuasi ke Tanah Air

Rais PCINU Sudan Althof Madani Ahsin. (Foto: Tangkapan layar video Facebook Ahsin Sakho Center)

Jakarta, NU Online
Pasca pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyerbu pemerintah di Ibu Kota Khartoum dan bandara internasional, situasi Sudan masih memanas.

 

Perang antara militer dan RSF pecah sejak Sabtu (15/4/2023) lalu itu hingga kini masih mencekam. Kendati demikian, sebagian Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Sudan telah berhasil dievakuasi. Dalam laporannya yang terbaru, Presiden Joko Widodo menyatakan sebanyak 969 WNI telah dievakuasi dari Sudan.

 

Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Althof Madani Ahsin memberikan gambaran situasi Sudan pasca pecahnya pertempuran antara militer Sudan dan RSF. Sebelumnya, ia juga menjelaskan bahwa perang di Sudan sudah sering terjadi dan ujung dari konflik tersebut adalah kudeta.

 

Ia menyebut, dentuman meriam dan suara pesawat tempur terbang rendah di wilayah pemukiman menjadi "makanan" sehari-hari warga setelah perang meletus.

 

"Kita warga Indonesia mendengarkan suara tembakan. Tidak cuma itu, ada dentuman meriam setiap hari, dan ada pesawat tempur berputar di atas kepala kita," terang Althof Madani, sebagaimana tayang dalam video postingan Facebook Ahsin Sakho Center, diakses Jumat (12/5/2023).

 

Menyadari mencekamnya kondisi Sudan serta sulitnya bantuan kemanusiaan yang masuk, Althof mengatakan pemerintah Indonesia membuat keputusan untuk segera mengevakuasi WNI.

 

"Pada akhirnya, setelah diketahui bersama bahwa perang ini akan semakin memburuk, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan mengevakuasi warga Indonesia ke tempat yang lebih aman," ucapnya.

 

Althof menuturkan, dirinya tiba di Indonesia pada 1 Mei 2023 setelah melalui proses yang panjang.

 

"Saya tiba di Indonesia 1 Mei dari Jeddah," paparnya.

 

Sebelum akhirnya tiba di Indonesia, dia sempat diungsikan di perbatasan laut merah melalui jalur darat lalu dipindahkan ke Jeddah.

 

"Kita dari Ibu Kota Khartoum diungsikan melalui jalur darat ke satu daerah yang berbatasan dengan laut merah," ujar dia.

 

"Lalu diungsikan lagi ke Jeddah. Ada yang menggunakan kapal laut, ada yang pesawat," imbuhnya.

 

Dari Jeddah, Althof mengatakan dirinya harus bermalam selama 3 hari terlebih dahulu.

 

"Di Jeddah kita menginap selama dua-tiga hari. Lalu, diangkut maskapai Garuda menuju Indonesia. Dan di Jakarta pun kita masih dikarantina satu malam, setelah itu baru dibolehkan pulang ke rumah masing-masing," jabarnya.

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi