Internasional

Sejumlah Elite Malaysia Minta Zakir Naik Dideportasi

Jum, 16 Agustus 2019 | 03:30 WIB

Sejumlah Elite Malaysia Minta Zakir Naik Dideportasi

Penceramah kontroversial asal India, Zakir Naik. (malaysiakini.com)

Kuala Lumpur, NU Online
Sejumlah elite Malaysia mendesak Perdana Menteri (PM) Mahathir Muhammad untuk segera mendeportasi Zakir Naik setelah penceramah kontroversial asal India itu mengeluarkan pernyataan yang dianggap bernuansa rasial. 

Bahkan ada tiga menteri Malaysia yang menyampaikan desakan tersebut dalam rapat kabinet pada Rabu (14/8) kemarin. Ketiga menteri tersebut adalah Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh Deo, Menteri Ketenagakerjaan M Kulasegaran, dan Xavier Jayakumar Menteri Sumber Daya Alam, Tanah, dan Air.

“Kami sudah menyampaikan sikap kami, yaitu kami harus bertindak dan Zakir Naik seharusnya tak lagi diizinkan tinggal di Malaysia," kata Gobind, dikutip laman Reuters.

Sehari setelahnya, Kamis (15/8), Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman juga ikut bersuara. Dia mendukung deportasi Zakir Naik karena komentar-komentar penceramah asal India yang rasis, terutama terhadap etnis China dan umat Hindu Malaysia. 

Saddiq menilai, ‘menyerang’ etnis China dan umat Hindu Malaysia sama saja dengan menyerang seluruh orang Malaysia. “Sungguh konyol untuk berpikir bahwa sesama warga Malaysia saya adalah tamu saya,” tegasnya.

“Mereka adalah keluarga saya, demi Tuhan. Cukup sudah!” kata Saddiq merespons komentar Zakir Naik dalam acara acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu.

Dalam acara itu Zakir Naik ditanya bagaimana tanggapannya atas desakan sejumlah pihak terkait deportasi dirinya. Zakir Naik kemudian merespons dengan menyerukan warga China Malaysia untuk pulang terlebih dahulu karena mereka adalah ‘tamu lama’ Malaysia.
 
Seperti diberitakan Malaysiakini dan The Star, Kamis (15/8), semula Zakir Naik membicarakan tentang bagaimana Islam datang secara damai di Malaysia melalui para pedagang, kemudian membahas tentang kedatangan China, India, dan Inggris ke Malaysia. Dia menyebut, mereka yang datang ke Malaysia adalah sebagai seorang ‘tamu.’

"Anda tahu seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga China adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu," kata Zakir dalam acara tersebut.  

"Warga China tidak lahir di sini, kebanyakan dari mereka. Mungkin generasi barunya, iya. Jika Anda ingin tamu untuk pulang, dan tamu-tamu itu membawa perdamaian bagi masyarakat, mereka menjadi keuntungan bagi keluarga,” imbuhnya, kemudian ia kembali ke pembahasan awal.  

Sebelumnya, Zakir juga dikecam karena membandingkan warga Hindu di Malaysia dengan umat Islam di India. Saat itu, dia mengatakan kalau umat Hindu Malaysia menikmati lebih dari 100 persen hak-haknya dibandingkan dengan warga Muslim India. Ia juga menyebut, umat Hindu Malaysia lebih percaya kepada Perdana Menteri India Narendra Modi dari pada PM Malaysia Mahathir Muhammad. 

Kecaman terhadap Zakir Naik tidak hanya datang dari para pejabat Malaysia, tapi juga dari aktivis sosial yang juga putri sulung PM Malaysia, Marina Mahathir. 

“Itu banyak keluarga saya, memangnya siapa Anda memberitahu kami soal itu?" demikian twit Marina merespons pernyataan Zakir, Rabu (14/8).

Zakir Naik menepis semua tuduhan tersebut. Ia menganggap, pernyataannya kerap kali dipelintir sehingga menciptakan keretakan komunal. “Pujian saya untuk pemerintah Malaysia demi perlakuan adil antara minoritas Hindu terkadang dipelintir dan salah dikutip demi kepentingan politik dan menciptakan keretakan komunal," jelasnya. 

Sebelumnya, PM Malaysia Mahathir Muhammad mengatakan, Zakir Naik tidak bisa dipulangkan ke India karena ada kekhawatiran dia akan dibunuh di sana. Namun demikian, jika ada negara lain yang mau menampung Zakir Naik maka Mahathir mempersilahkannya.

Sebagaimana diketahui, saat ini Zakir Naik tengah menghadapi serangkaian tuntutan pengadilan di India. Mulai dari kasus pencucian uang hingga ujaran kebencian. Ia kemudian bermukim di Malaysia selama tiga tahun terakhir ini. Zakir Naik kini berstatus permanent residents di Malaysia. (Red: Muchlishon)