Internasional

Semarak Ramadhan di Masjid Rusia

Ahad, 2 Mei 2021 | 16:30 WIB

Semarak Ramadhan di Masjid Rusia

Ramadhan di Rusia sangat spesial karena masjid begitu ramai dengan masyarakat Muslim yang hendak melaksanakan ibadah berjamaah. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Kasus Covid-19 yang semakin sedikit membuat pemerintah Rusia sudah mulai memperlonggar peraturan protokol kesehatan. Tak ada lagi kewajiban bermasker, pun diizinkan untuk berkerumun. Tak pelak, masjid-masjid di sana sudah ramai dengan kegiatan khas Ramadhan, mulai tarawih hingga buka bersama.

 

Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Federasi Rusia dan Eropa Utara Amy Maulana menyampaikan bahwa Ramadhan di sana sangat spesial karena masjid begitu ramai dengan masyarakat Muslim yang hendak melaksanakan ibadah berjamaah. Hal itu membuat Ramadhan begitu terasa.

 

“Suasananya sangat spesial karena masjid ramai, semarak. Ramadhannya terasa. Setiap Maghrib ada buka bersama,” katanya saat Ramadhan Diaspora Santri Edisi Rusia yang disiarkan langsung melalui TVNU pada Sabtu (1/5).

 

Meskipun demikian, Amy kerap berbuka di kampusnya mengingat masih ada jam kuliah saat azan Maghrib tiba. Karenanya, ia meminta izin keluar sejenak untuk takjil iftar. “Buka, izin dulu untuk makan sebentar,” kata mahasiswa doktoral bidang studi filosofi dan agama itu.

 

Suasana ramainya masjid paling terasa di pusat Muslim di Rusia, yakni Dagestan. Satu wilayah dengan penduduk Muslim 96 persen itu sangat semarak kala waktu tiba. Ratusan orang turut ambil bagian di setiap masjid.

 

Arif Sultan Magomedov, Muslim Dagestan, menyampaikan bahwa di kotanya terdapat buka dan sahur bersama di masjid. Di Masjid Agung Dagestan, katanya, tak kurang dari 700 orang setiap harinya buka bersama.

 

Lebih dari itu, Muslim Dagestan juga membuat buka bersama di sebuah stadion yang diikuti oleh tiga ribu orang. “Ada acara iftar besar, lebih besar dari di masjid karena kumpul di stadion. Buka bersama sekitar dua sampai tiga ribu orang,” kata pria yang pernah mengenyam studi di Indonesia itu.

 

Sebagaimana di Indonesia, masyarakat di sana juga banyak yang membagi-bagikan takjil di jalanan. “Waktu iftar kurang 10 menit itu ada yang memberikan air dan kurma di jalan, di perempatan,” kata pria yang merindukan nasi rawon itu.
 

Amy menjelaskan bahwa memasuki wilayah Dagestan seperti berkunjung ke kampung halaman. Pasalnya, muslim di sana menganut mazhab Syafi’i dan bertarekat. Banyak yang melaksanakan tradisi shalawatan. “Nuansa NU sangat terasa,” ujarnya.

 

Kegiatan yang dipandu Avina Amalia ini didukung TVNU, Iqra.id, dan Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan