Internasional

Setelah 9 Tahun Sepi, Tasyabbuh bi Ahlil Arafah Jadi Istimewa Berkat Kehadiran Habib Umar bin Hafidz

Ahad, 11 Agustus 2019 | 07:00 WIB

Setelah 9 Tahun Sepi, Tasyabbuh bi Ahlil Arafah Jadi Istimewa Berkat Kehadiran Habib Umar bin Hafidz

Mufti Tarim Habib Ali Masyhur bin Hafidz memimpin doa pada acara Tasyabbuh bi ahlil Arafah di Kota Tarim, Yaman, Sabtu (10/8).

Yaman, NU Online
Salah satu dari hari-hari yang memiliki keistimewaan ialah Hari Arafah. Keistimewaan hari kesembilan di bulan Dzulhijjah ini dikemukakan para ulama salaf:
 
وَيَومُ عَرَفَةٍ أَفْضَلُ أَيَّامِ العَامِ 
 
“Hari Arafah adalah paling utamanya hari (dalam) setahun.”
 
Pada saat Hari Arafah, sore hari setelah melaksanakan shalat ashar, hampir semua penduduk Kota Tarim, Provinsi Hadramaut, Yaman, berbondong-bondong menghadiri acara Tasyabbuh bi Ahlil Arafah di Desa Kheleh, tepatnya di dekat rumah Almarhum Habib Salim As-Syatiri.
 
Konon, Desa Kheleh adalah desa yang pertama kali dimasuki para sahabat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu desa ini memiliki banyak sejarah, bahkan benar-benar dimuliakan dari desa-desa lainnya di Kota Tarim.
 
Seluruh Ulama Tarim hadir, begitu juga ulama dari berbagai kota di luar Tarim, seperti ulama dari Kota Seiyun, Hautoh, dan sebagainya. Mereka semua hadir di acara tersebut hanya ingin mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw bersabda:
 
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إن ربكم في أيام دهركم نفحات فتعرضوا له، لعله أن يصيبكم نفحة منها فلا تشقون بعدها أبدا. رواه الطبراني
 
 
"Sesungguhnya Tuhan kalian di hari-hari kalian memiliki anugerah-anugerah, maka carilah augerah itu, mungkin kiranya salah satu diantara kalian mendapatkannya, maka tidak akan celaka selamanya.” (H.R Thabrani)
 
Selain penduduk asli, banyak di antara pendatang termasuk para pelajar Indonesia hadir untuk membaca doa dan dzikir serta selawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan harapan mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT.
 
Membaca doa pada Hari Arafah adalah sebaik-baiknya doa. Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:
 
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
 
 
"Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La Ilaaha IllAllah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadir.” (HR. at-Tirmidzi, No.3585)
 
Seperti yang terlihat Sabtu (10/8) kemarin, acara dimulai sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Ribuan warga Tarim hanyut dalam irama doa, dzikir, dan selawat di area Kheleh bertepatan dengan orang-orang Haji yang berwuquf di Arafah.
 
Semua kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Mufti Tarim, yaitu Habib Ali Masyhur bin Hafidz kakak dari Habib Umar bin Hafidz.
 
Tahun ini Tasyabbuh bi Ahlil Arafah lebih meriah karena selama sembilan tahun terakhir warga Tarim khususnya tidak pernah merasakan melaksanakan acara Tasyabbuh bi ahlil Arafah bersama guru mulia Habib Umar bin Hafidz. Hal itu karena ulama masyhur ini setiap tahunnya melaksanakan ibadah haji, dan baru tahun ini ia tidak melaksanakan rukun Islam kelima itu.
 
Setelah pembacaan doa, dzikir, dan selawat, dilanjutkan dengan tausiyah dari Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz. Beliau membahas tentang keutamaan Hari Arafah, dan keutamaan dzikir Laa ilaaha Illallah sebagimana yang telah dibaca dan dilantunkan bersama.
 
Setelah tausiyah, seluruh hadirin juga menjadi saksi atas tiga Warga Negara Thailand yang jauh-jauh menuju Tarim untuk mengucapkan dua kalimat. Pembacaan dua kalimat syahadat dipimpin langsung oleh Mufti Tarim Habib Ali Almayshur.
 
Menjelang waktu Maghrib, acara ditutup dengan pembacaan Qosidah Hadromiyah seperti Qosidah Ya Arhamarrahimin dan Ya Tawwab tub alaina. (Hamdan Bahasba/Zunus)