New York, NU Online
Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan, jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh kini mencapai 480.000 orang, sejak eskalasi kekerasan memuncak pada 25 Agustus lalu.
"Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa jumlah pengungsi Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh sejak akhir Agustus sekarang mencapai 480.000," katanya, Selasa (26/9), sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Dengan demikian, menurut Stephane, total pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh saat ini mencapai lebih dari 700.000 orang. Seperti diketahui, Bangladesh telah menerima banyak pengungsi jauh sebelum tragedi akhir Agustus itu.
Rohingya ditolak kewarganegaraannya berdasarkan undang-undang kewarganegaraan Myanmar tahun 1982. Pemerintah Myanmar menganggap minoritas etnis Muslim ini sebagai imigran ilegal yang datang dari negara tetangganya, Bangladesh.
Kini PBB bersama aktivis dari berbagai negara sedang berusaha membantu para pengungsi yang berjubel di Bangladesh. Mereka, terutama anak-anak, dalam kondisi memprihatinkan di tengah berbagai kendala makanan, air bersih, tempat tinggal, sanitasi, dan tentu saja trauma.
Nahdlatul Ulama sendiri telah mengirimkan delegasi sejak 23 September kemarin. Setelah melakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan dan kondisi, tim memutuskan untuk fokus pada bantuan makanan, terutama untuk ibu dan anak-anak. (Red: Mahbib)