Internasional

Tradisi Lampu Fanus Hiasi Malam Ramadhan di Mesir

Sel, 19 April 2022 | 06:00 WIB

Tradisi Lampu Fanus Hiasi Malam Ramadhan di Mesir

Hiasan lampu fanus menguatkan nuansa bulan suci Ramadhan di Mesir. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Ramadhan tak hanya identik dengan puasa, tapi juga sarat akan tradisi-tradisi unik dari berbagai negara. Mulai dari ngabuburit di Indonesia hingga menyalakan lampu fanus di Mesir.


Mu’hid Rahman, salah seorang mahasiswa Al Azhar, Mesir, mengatakan bawa setiap tahun, masyarakat Mesir menyambut Ramadhan dengan fanous (fanus) warna-warni, yakni lentera yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci.


Menurutnya, meskipun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, menyalakan lentera sangat erat dengan bulan suci Ramadhan, yang memiliki makna spiritual.


"Lahirnya tradisi ini diyakini bermula di suatu masa pada zaman dinasti Fatimiyah, ketika orang Mesir menyambut Khilafah Al-Muizz Lidinillah saat ia tiba di Kairo pada hari pertama Ramadhan," katanya saat dihubungi NU Online, Senin (18/4/22).


Hal itu, terang dia, dilakukan untuk menyediakan pintu masuk yang terang bagi imam, sehingga para pejabat militer memerintahkan penduduk setempat untuk memegang lilin di jalan-jalan yang gelap, melindungi mereka dalam bingkai kayu agar tidak meledak. 


Seiring waktu, sambungnya, struktur kayu ini muncul menjadi lentera berpola, dan sekarang ditampilkan di seluruh negeri, menyebarkan cahaya selama bulan suci.


"Saat ini, fanus sering diintegrasikan ke dalam tradisi lokal lainnya. Misalnya, selama bulan suci, anak-anak berjalan-jalan dengan lampion mereka, bernyanyi dengan riang sambil meminta hadiah dan permen," terang Mahasiswa yang juga aktif di kepengurusan NU Mesir ini.


Tak hanya itu, Mu’hid juga menggambarkan secara detail, lampu fanus adalah lampu gantung yang berbentuk tabung dan dihiasi ukiran khas timur tengah. Saat dinyalakan, motif ukiran akan menciptakan efek bayangan yang artistik. Selain terang, jadi tampak indah. 


"Lampu fanus ini biasanya digantung di jalan-jalan. Menurut masyarakat Mesir lampu ini merupakan sebuah simbol harapan bahwa cahaya akan menerangi jalan di dalam kegelapan," bebernya.


Terlepas dari itu, bagi Mu’hid, hiasan lampu fanus mendukung atau menguatkan nuansa bulan suci Ramadhan.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan