Internasional

Tradisi Lebaran di Rusia: dari Hadiah Kaus Kaki hingga Mudik

Sen, 27 Maret 2023 | 21:30 WIB

Tradisi Lebaran di Rusia: dari Hadiah Kaus Kaki hingga Mudik

Penasehat Spiritual Pusat Adaptasi Krepost Dagestan Rusia, Arif Sultan Magomedov (kiri) dan Ketua PCINU FREU Amy Maulana (kanan) dalam pegajian bulan Ramadhan PCINU FREU, Ahad (26/3/2023). (Foto: tangkapan layar).

Jakarta, NU Online
Lebaran menjadi momen yang paling ditunggu usai umat Islam menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Masyarakat Muslim berbondong-bondong menyambut sejumlah tradisi lebaran yang rutin dilakukan tiap tahunnya.

 

Tak hanya di Indonesia, sejumlah tradisi lebaran juga terdapat di Rusia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Federasi Rusia dan Eropa Utara (FREU) Amy Maulana saat mengisi pengajian bulan Ramadhan “Tradisi dan Budaya Muslim Bulan Ramadha di Rusia” pada Ahad, (26/3/2023).

 

Lantas apa saja tradisi Muslim Rusia dalam menyambut bulan Syawal? Apakah serupa dengan yang dilakukan di Indonesia? Berikut penjelasannya.

 

1. Amplop lebaran kaus kaki
Jika di Indonesia salam tempel umumnya diberikan dari orang tua kepada anak-anak, di Rusia beda lagi ceritanya. Salam tempel atau amplop lebaran juga diberikan kepada mereka yang dewasa.

 

“Jadi, di setiap rumah disediakan kafeti cokelat, permen, kue ringan. Itu anak kecil akan datang dan dikasih itu. Kalau kita kan, kasihnya uang, ya. Orang besar pun setelah silaturahmi dikasih oleh-oleh,” kata dia.

 

Namun, pemberian pada saat lebaran di Rusia umumnya bukan uang. Buah tangan yang diberikan adalah benda yang tidak pernah terpikirkan orang Indonesia: kaus kaki.

 

Memberi “amplop lebaran” isi kaus kaki merupakan tradisi unik di Rusia. Amy menilai, pemberian tersebut didasarkan pada kondisi setempat dan pertimbangan kebutuhan yang paling diperlukan masyarkat Rusia.

 

“Saya di kasih kaus kaki satu tas. Kenapa kaos kaki? Karena itu seperti kebutuhan pokok di Rusia. Kalau nggak kaos kaki, terkadang kopi,” ucap dia.

 

2. Silaturahim terpusat di rumah duka
Amy menjelaskan, terdapat tradisi lebaran di Rusia yang hampir serupa dengan Indonesia. Tradisi tersebut adalah berkeliling untuk silaturahmi. Namun, bedanya adalah jika silaturahmi atau salam-salaman lebaran dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah secara bergantian, di Rusia lain lagi ceritanya.

 

Tradisi salam-salaman lebaran di Rusia usai pelaksanaan shalat Idul Fitri dilakukan pertama-pertama kepada warga setempat yang mengalami kedukaan atau ditinggal oleh anggota keluarga di tahun tersebut.

 

Bahkan, lanjut dia, rumah warga kedukaan tersebut dijadikan titik kumpul untuk bersalam-salaman dengan warga lain, meski nantinya akan tetap dilanjut untuk bersalaman di luar rumah kedukaan tersebut.

 

“Setelah shalat Ied, di Rusia, saya diajak mengunjungi rumah warga kampung yang tahun ini kedukaan atau ada yang anggota keluarganya meninggal. Nah, kita berkumpul di situ. Itu unik banget dan itu kayaknya tidak ada di Indonesia” papar dia.

 

3. Mudik
Tradisi lebaran di Indonesia ini juga ada di Rusia. Dalam menyambut 1 Syawal, Muslim Rusia yang merantau akan melakukan perjalanan mudik untuk berlebaran bersama dengan sanak famili di kampung.

 

“Di rusia ada mudik. Saya setiap tahun lebaran di Makhackala bersama orang tua,” ujar Penasehat Spiritual Pusat Adaptasi Krepost Dagestan Rusia, Arif Sultan Magomedov yang turut hadir dalam kajian tersebut.

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi