Internasional

Ulama Se-Asia Tenggara Gelar Pertemuan di Malaka, Perkuat Jejaring Keilmuan dan Sanad

Jum, 3 Februari 2023 | 10:45 WIB

Ulama Se-Asia Tenggara Gelar Pertemuan di Malaka, Perkuat Jejaring Keilmuan dan Sanad

Ulama Nusantara dari sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei dan negara lain melakukan pertemuan di negara bagian Malaka, Malaysia pada Rabu hingga Kamis (1-2/2/2023). (Foto: Dok. LTN PWNU Jatim)

Malaka, NU Online

Ulama Nusantara dari sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei dan negara lain melakukan pertemuan di negara bagian Malaka, Malaysia pada Rabu hingga Kamis (1-2/2/2023).


Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan yang diawali dengan Majelis Haul Maulana Ishaq dan Syeih Ismail Al-Jailany di Pulau Besar Malaka. Lalu dilanjutkan dengan Majelis Muktamar Ulama Nusantara dan ditutup dengan Majelis Haul Sayyidatuna Khodijah Al-Kubro di di Hotel Mudzaffar Malaka, Malaysia.


“Agenda utama muktamar ini adalah untuk kembali mempertemukan jejaring keilmuan yang bersanad di antara para ulama di Nusantara, meliputi Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Thailand dan negara-negara lain yang memiliki komunitas muslim di Asia Tenggara,” kata penggagas kegiatan tersebut, Dato Asyaharim bin Datuk Abdul Latiff Mirassa di Malaysia, Kamis (3/2/2023).


Ia menjelaskan, jejaring keilmuan bersanad di Nusantara tersebut telah terbangun kuat pada masa lampau, setidaknya pada abad 18 dengan lahirnya ulama sekaliber Syekh Abdus Shamad al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani. Kesemua ulama tersebut memiliki reputasi tinggi di bidang keilmuan dan karya-karyanya diterima luas di kawasan Asia Tenggara.


“Jika kita tilik lebih jauh, para ulama ini terhubung pada jalur guru yang sama dan memiliki mazhab yang sama pula, yakni mazhab Syafi’i dalam Fiqih dan mazhab Asy’ariyah dalam aqidah. Persamaan ini masih ada dan perlu untuk ditingkatkan lebih jauh lagi,” imbuh pengelola Nasyrul Quran itu.


Dengan muktamar ini, ujarnya lagi, diharapkan dapat memperkuat agenda tersebut secara lebih terukur. “Tindak lanjut dari pertemuan ini, tentu saja, mewujudkan sebuah penumbuhan yang bisa menjadi media komunikasi para ulama Nusantara. Selain itu, kami berharap nantinya, di masing-masing negara ada lembaga khusus yang mengkhidmati khazanah keilmuan dan turots dari ulama setempat,” paparnya.


Dato Asyaharim mencontohkan, kiprah dari Khazanah Fathaniyah di Malaysia yang digagas oleh mendiang Wan Mohd Shagir Abdullah. Lembaga tersebut telah meneliti dan mempublikasikan berbagai karya ulama Nusantara khususnya di tanah Melayu. Selain itu, adapula Nahdlatut Turots di Indonesia yang bergerak mendokumentasi dan mensyiarkan turots-turots pesantren.


“Hal baik ini perlu kita duplikasi di berbagai negara. Karena ketika ini dilakukan secara bersamaan, nantinya akan memberikan bukti tak terbantahkan bahwa para ulama kita nyatanya memang dipertemukan dalam satu jejaring sanad keilmuan yang sama,” tegasnya.


Kegiatan tersebut dihadiri oleh para ulama besar dari berbagai negara. Ulama yang hadir Indonesia antara lain adalah Rais Aam PBNU KH Miftahul Achyar, Syuriyah PBNU KH Afifuddin Muhajir, Syuriyah PBNU Habib Ahmad bin Edrus al-Habsyi, pengasuh Pesantren Langitan KH Abdurrahman Faqih, ulama muda KH Afifuddin Dimyathi, Prof Dr Kholid Murtadho, Ketua LTN PWNU Jawa Timur, Ahmad Najib AR, serta nama-nama lain dari kalangan pesantren.


Ulama dari Thailand yang hadir adalah pimpinan Majelis Al-Muwasholah Thailand Baba Muhammad Ibrahim bin Abdulhalim Al-Fatoni, Jamiyatul Ulama Fatoni Darussalam Muhammad Adam Al-Fatoni, serta Mudir Pondok Rabiatul Anwar Naratiwat Babo Husin bin Awang bin Toyib Al-Yamani.


Ulama Singapura hadir di antaranya adalah Ustaz Abubakar bin Mohamed dan Ustaz Abdus Salam Al-Kalam bersama dengan 30-an peserta lainnya.


Sedangkan dari Malaysia sendiri hadir Ustaz Ahmad Shahdan Al-Hadhrami, Taher Mohammed Al-Ahdal, Al-Fadhil Ustaz Ahmad Shahadab Al-Hadhrami, Syeih Abu Zaki Al-Hadhrami, Assistant Professor IIUM Gombak Campus Dr Muhammad Ayman Al-Akiti, serta ulama lainnya.


Tidak hanya itu, dari Malaysia juga hadir perwakilan pemerintahan Malaysia hadir Setiausaha Politik Kanan Perdana Menteri Malaysia Ybhg DS Shamsul Iskandar, dan Pengarah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sembilan Dato' Mohd Zaidi bin Ramli. Keduanya ditemani tokoh politik muda Malaysia Datuk Khairul Anwar bin Rahmat dan disambut oleh tuan rumah kegiatan ini, Executive Yayasan Restu Ybhg Datuk Abdul Latiff Mirasa.


Selain itu, di lokasi muktamar juga dihelat mini ekshibisi turots ulama Nusantara yang fokus pada kiprah dan karya dari sejumlah ulama di antaranya adalah Syekh Abdus Shamad al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani dan Syekh Muhammad Kholil al-Bangkalani.


Editor: Fathoni Ahmad