Internasional

Warga Palestina Tinggal di Jalan Usai Rumahnya Dihancurkan Israel

Sel, 23 Juli 2019 | 13:30 WIB

Warga Palestina Tinggal di Jalan Usai Rumahnya Dihancurkan Israel

Buldoser Israel menghancurkan sejumlah bangunan milik warga Palestina di Wadi al-Hummos, Sur Baher, Yerusalem Timur.

Yerusalem, NU Online
Aparat keamanan Israel mulai menghancurkan sejumlah rumah warga Palestina di Yerusalem Timur pada Senin (22/7) kemarin. Pihak Israel mengklaim, bangunan-bangunan itu ilegal karena terlalu dekat dengan tembok perbatasan yang dibangun Israel di sekitar Tepi Barat sehingga harus dihancurkan. 
 
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional lainnya sebelumnya mendesak Israel agar tidak menghancurkan bangunan-bangunan itu. Namun Israel terus saja dengan rencananya.

Sekitar 700 polisi dan 200 tentara terlibat dalam operasi penghancuran sejumlah bangunan yang terletak di wilayah Wadi al-Hummos di Sur Baher, kawasan yang dihuni warga Palestina antara Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki Israel. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 10 bangunan yang ditandai Israel untuk dihancurkan.

Akibat penghancuran itu, sembilan warga Palestina berstatus pengungsi, termasuk lima anak. Sementara sekitar 350 warga Palestina lainnya yang memiliki rumah di gedung-gedung yang tidak didiami atau sedang dibangun juga terganggu penghancuran itu. Bahkan, ada warga yang menggelandang setelah operasi itu.

Kepada kantor berita AFP, Ismail Abadiyeh mengatakan dirinya dan keluarganya terpaksa menggelandang di jalan usai rumahnya dihancurkan Israel. Sementara Fadi al-Wahash, warga Palestina lainnya, mengatakan dirinya kehilangan semuanya, setelah rumahnya yang tengah dibangun dihancurkan Israel. Ia mengaku sudah mengantongi izin membangun dari Otoritas Palestina, namun tetap saja digusur Israel.

Otoritas Palestina menilai, apa yang dilakukan Israel itu ilegal dan merupakan kejahatan perang. Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, mendesak Pengadilan Kriminal Internasional menginvestigasi penghancuran rumah warga Palestina itu.
 
Apa yang dilakukan Israel di Wadi al-Hummos itu menjadi kontroversial karena bangunan-bangunan warg Palestina itu sebagian terletak di Tepi Barat, di bawah Otoritas Palestina dan di dekat tembok perbatasan dengan Israel.  
 
Kementerian Perencanaan Palestina telah mengeluarkan izin untuk membangun di desa itu 10 tahun yang lalu. Tapi, Israel kemudian memerintahkan untuk menghentikan pembangunan karena letaknya yang begitu dekat dengan tembok perbatasan, yakni hanya 250 meter. 

Sesuai data yang dikeluarkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Israel hanya menyetujui hanya 1,5 persen dari izin bangunan konstruksi keseluruhan yang diminta oleh Palestina. 

Sur Baher merupakan sebuah kawasan Palestina di pinggiran tenggara Yerusalem Timur. Wilayah ini telah diduduki oleh Israel selama Perang Enam Hari 1967 silam. Setelah perang itu, Israel juga mencaplok Yerusalem Timur dan mendeklarasikan seluruh Kota Yerusalem sebagai ibu kota abadi Israel yang tidak terpisahkan pada 1980. Langkah Israel ini tidak diakui sebagian besar komunitas internasional. (Red: Muchlishon)