Mbah Gareng, Buyut Gus Dur yang Makamnya di Desa Ngroto Grobogan
Rab, 25 Mei 2022 | 12:00 WIB
Dahulu, di Pesantren Pedukuhan Ngroto, Gubug, Kabupaten Grobogan ada seorang santri yang sangat cerdas dan menojol berkat ketekunannya mengaji. Ia bahkan lebih pandai di antara santri-santri yang lain yang belajar di pesantren tersebut. Beliau adalah Khoiron atau Choiron, pemuda asal Tingkir Salatiga yang nyantri di pesantren yang saat itu diasuh oleh Kiai Sirajudin.
Setelah menamatkan mengajinya di pesantren Ngroto, Khoiron kemudian dipercaya oleh Kiai Sirajudin untuk ikut membantu mengajar di pesantren Ngroto. Kemudian jadilah ia seorang kiai dan menetap di Ngroto. Banyak masyarakat yang mengaji kepada Kiai Khoiron. Konon, karena tubuhnya yang kecil dan pendek, banyak warga yang memanggil beliau dengan sebutan Kiai Gareng atau Mbah Gareng.
Kiai Khoiron atau Mbah Gareng menikah dengan seorang gadis Ngroto. Dari pernikahannya itu, ia mempunyai dua orang putra, bernama Asngari dan Asyari. Sejak kecil, kedua kakak beradik itu dididik sendiri oleh Kiai Khoiron dengan harapan kelak keduanya juga menjadi seorang kiai atau ulama.
Salah seorang putranya yang bernama Asy’ari, setelah mendalami agama dari ayahnya, ia meneruskan mengaji ke luar daerah. Pesantren di daerah Jawa Timur yang menjadi tujuannya. Saat itu Jawa Timur memang sudah dikenal sebagai gudang pesantren di tanah Jawa. Adapun Asngari tetap bertahan di Ngroto.
Mengenai hal ini, seorang pengkaji sejarah asal Gubug bernama Heru Hardono menyatakan, saat itu Asy‘ari merantau untuk memperdalam ilmu agama ke daerah Tuban dan lalu menetap di Jombang. Dari putra Kiai Khoiron alias Mbah Gareng yang bernama Asy’ari inilah, kemudian menurunkan Kiai Hasyim Asy'ari yang dikenal sebagai tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan kakek dari KH Abdurahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur.
Silsilahnya berlanjut dari Kiai Hasyim Asy'ari menurunkan Kiai Wahid Hasyim yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI dan selanjutnya Kiai Wahid Hasyim menurunkan KH Abdurahman Wahid alias Gusdur. Sedangkan Asngari, putra Kiai Khoiron yang lain, yang tetap tinggal di Ngroto menurunkan Baedlowi (Kades Ngroto pertama). Kemudian Baedlowi menurunkan Kiai Sukemi dan Kiai Sukemi menurunkan Kiai Zuhri atau Mbah Zuhri, yang kelak dikenal sebagai seorang ulama kharismatik yang mukim di Kuwaron, Gubug.
Kiai Khoiron sendiri mengabdikan hidupnya berdakwah di Ngroto hingga wafatnya. Saat ini, makam Kiai Khoiron masih bisa dijumpai di pemakaman Desa Ngroto, Kecamatan Gubug. Semasa hidup, Gus Dur pernah berzirah ke makam leluhurnya tersebut.
Belum lama ini, sekitar akhir bulan September 2019 lalu, putri Gusdur Yenni Wahid juga berziarah ke makam Kiai Khoiron selepas acara pengajian akbar di Alun-alun Purwodadi yang dihelat PC Muslimat NU Grobogan.
Sumber: laduni.id
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Hadapi Yordania di Piala Asia U-23 2024
6
Usai Gowes 90 KM, Rombongan GP Ansor Ziarah Makam Mama Cibogo di Cibarusah
Terkini
Lihat Semua