Kesehatan

Hubungan Metode Diet Intermittent Fasting dan Puasa, Ini Penjelasan Ning Ita Fajria Tamim

Jum, 15 Maret 2024 | 10:00 WIB

Hubungan Metode Diet Intermittent Fasting dan Puasa, Ini Penjelasan Ning Ita Fajria Tamim

Ning Ita Fajria Tamim, seorang dokter medis. (Tangkapan layar Youtube NU Online)

Jakarta, NU Online

Dokter medis Ning Ita Fajria Tamim menjelaskan bahwa puasa memiliki manfaat cukup banyak, salah satunya adalah diet dan membuat berat badan ideal. Salah satu metode diet yang terkenal di dunia kedokteran yaitu Intermittent Fasting (IF) yang konsepnya sama dengan metode puasa.


Hal tersebut disampaikan Ning Ita saat mengisi Ngaji Online dengan tema Fadhilah Puasa bagi Kesehatan di akun Youtube NU Online Jatim, Kamis (14/3/2024).


"Setiap perintah Allah dan Rasulullah jelas tidak sia-sia, apalagi perintahnya wajib seperti puasa Ramadhan. Manfaat puasa dari segi kesehatan fisik maupun mental menurut ilmuwan dan dokter yaitu intermittent fasting," jelasnya.


Pengasuh Pesantren Nazhatut Thullab, Parajjan, Sampang ini menjelaskan bahwa intermittent fasting adalah pengaturan pola makan dengan cara berpuasa, yaitu menggunakan jeda waktu untuk bisa mengonsumsi makanan. Umumnya dilakukan dalam waktu 16 jam berpuasa, dan 8 jam untuk mengkonsumsi makanan. Sering disebut konsep 16:8.


Selain 16:8, jenis intermittent fasting ringan lain yang cocok dilakukan oleh pemula adalah 5:2, artinya 5 hari makan seperti biasa dan 2 hari berpuasa. Konsep ini lebih mirip puasa Senin-Kamis. Dua konsep tersebut paling sering digunakan, paling simpel dan mudah.


Beberapa tokoh publik yang pernah menerapkan konsep intermittent fasting yaitu Nagita Slavina,  Melaney Ricardo, Elon Musk, dan Tika Panggabean.


"Intermittent fasting yaitu pola diet dengan tidak makan atau puasa beberapa jam dalam sehari. Konsep ini dianggap sebagai penemuan barat. Padahal 1445 tahun yang lalu, Rasulullah sudah mengajarkan konsep puasa kepada umat Islam," imbuhnya.


Namun Ning Ita mengingatkan, konsep intermittent fasting dan puasa tidak semua puasa bisa menurunkan berat badan, terlebih jika tidak memperhatikan beberapa hal penting, hususnya masalah kalori. 


Ketika seseorang ingin berat badannya ideal maka pastikan konsumsi makan secukupnya. Kemudian tidak kalap atau berlebihan saat buka puasa. Sebab akan percuma ketika puasa 12 jam, tapi setelah buka puasa hingga sahur tidak berhenti makan.


Contoh mudahnya yaitu memakan martabak, keripik, minum es teler, es buah, dan yang mengandung gula lainnya. Jika makanan dan minuman tersebut dikonsumsi maka tujuan mendapatkan berat badan ideal tidak tercapai lewat puasa.


"Ini penting bagi teman-teman yang punya kelebihan berat badan. Bisa memanfaatkan puasa untuk menurunkan berat badan, asalkan asupan kalori yang masuk tidak melebihi asupan kalori yang keluar. Makannya tidak berlebihan saat buka puasa," tutupnya.