Kesehatan

Layanan 'SalamDoc' Bagian dari Upaya Sehatkan Santri

Ahad, 15 November 2020 | 22:00 WIB

Layanan 'SalamDoc' Bagian dari Upaya Sehatkan Santri

SalamDoc menjadi realitas kekompaan dan saling mendampingi antara santri, kiai, gus yang terbuka dan memahami. (Foto: Istimewa)

Malang, NU Online
Satgas NU Peduli Covid-19 Malang Raya mengadakan webinar Mengenal Lebih Dekat SalamDoc Telemedicine Berbayar Fatihah, Sabtu dan Ahad,14-15 November 2020.

 

Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 Malang Raya, dr Syifa Mustika menyampakian masih adanya wabah Covid-19 memancing masyarakat, termasuk para dokter NU untuk bersama-sama mencari solusi sebagai bagian dari amar maruf nahi munkar.

 

Pihaknya mengaku bangga karena diberi kesempatan menjadi satu bagian dalam menjalankan program yang selama ini bekerjasama dengan Unicef. "Kami juga berterimakasih terkait dengan SalamDoc ini sebagai jawaban dari kegalauan bagaimana memberikan edukasi dari Satgas NU Peduli Covid-19," kata dr Syifa pada hari pertama webinar, Sabtu (14/11).

 

Menurutnya hal yang selama ini menjadi hambatan dalam pencegahan Covid-19, salah satunya terkait dengan akses karena tidak semua pesantren memiliki Poskestren. "Adanya SalamDoc jalan kita untuk membantu, bersinergi dengan komunitas pesantren baik pencegahan Covid-19 sendiri dan penyakit lainnya," ujarnya.

 

Selain itu, adanya SalamDoc menandakan di masa Revolusi Industri 4,0 NU tidak tertinggal. "Kita punya SalamDoc. Tinggal disosialisasikan, tidak hanya melalui Webinar 1 dan 2, tapi terus digaungkan.

 

"Mohon suport dari RMINU karena pesantren menjadi sasaran kita untuk pemanfaatan aplikasi SalamDoc ini. Juga tentu suport dari Satgas NU Pusat," harapnya.

 

Sementara itu, Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 dr M Makky Zamzami mengatakan webinar tersebut sebagai cara Satgas NU Peduli Covid-19 membantu menyosialisasikan dan mengevaluasi penanganan Covid-19 yang dilakukan sebelumnya.

 

Aplikasi SalamDoc yang lahir dari gagasan dokter NU, menurut dr Makky pantas disambut gembira. "Karena tidak semua dokter itu NU dan tidak semua dokter NU 'gila NU'. Aplikasi ini nggak ada kalau dokter NU nggak 'gila NU' dulu," paparnya.

 

Ia menambahkan, susah sekali mencari dokter yang mau membantu pesantren. Tetapi dokter NU melalui aplikasi SalamDoc siap membantu pesanren dengan berbayar Alfatihah.  "Ini perlu diapresiasi karena lahir menjelang 100 tahun NU, tujuan kita Indonesia maslahat di tengah pandemi ini," ujarnya.

 

Adanya SalamDoc menjadi realitas kekompaan dan saling mendampingi antara santri, kiai, gus yang terbuka dan memahami. Terkait kesehatan bayak santri menerapkan PHBS. Hal ini juga merupakan satu pemicu untuk bisa membuat pesantren menjadi sehat.

 

"Dengan adanya SalamDoc  yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dasar. Perubahan perilaku tidak terjadi kalau pengetahuan tidak masuk. Pengetahuan tidak akan terjadi ketika tidak ada penpresentase perubahan perilaku. Dengan adanya SalamDoc ini semoga tidak akan ada lagi Covid-19 di pesantren, tidak ada gatal, gudikan di pesantren," harapnya.

 

Kesehatan santri dan pesantren menjadi sangat penting jika melihat bahwa pesantren adalah miniatur negara. Ini juga sesuai dengan tema Hari Santri 2020 yang diperingati beberapa hari lalu Santri Sehat Indonesia Kuat.

 

SalamDoc sendiri adalah aplikasi layanan konsultasi bagi santri dari dokter NU. Konsultasi melalui SalamDoc tidak dikenakan biaya. Demikian juga para dokter yang menjadi konsultan tidak mendapatkan honor. 

 

Aplikasi SalamDoc diluncurkan pada puncak peringatan Hari Santri 2020 yang diadakan RMI PBNU bekerjasama dengan LDNU di Gedung PBNU Jakarta Pusat. Adapun webinar menghadirkan Ketua RMINU Abdul Ghaffar Rozin, dokter PDNU Heri Munajib, dan pembuat aplikasi SalamDoc, Abdullah Soedarmo. Webinar diikuti perwakilan pesantren dan para relawan Satgas NU Peduli Covid-19.

 

Kontributor: Dhuhru Rena Mumpuni Putri
Editor: Kendi Setiawan