Kesehatan

Mengenal Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air

Sel, 24 Mei 2022 | 16:30 WIB

Mengenal Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air

Perbedaan cacar monyet dan cacar air dapat dilihat dari lesi atau luka kulit bekas cacar.

Jakarta, NU Online

Laporan temuan kasus cacar monyet atau monkeypox di beberapa negara Eropa dan Amerika belakangan ini tengah menjadi perbincangan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan cacar monyet telah teridentifikasi di 12 negara di dunia.

 

Penyakit cacar monyet tidak begitu familiar daripada cacar air (chickenpox) bagi masyarakat Indonesia. Cacar monyet adalah jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus tergolong genus Orthopoxvirus. Cacar monyet merupakan penyakit yang bersifat zoonosis atau penyakit yang ditularkan hewan ke manusia.

 

Dua penyakit tersebut diketahui memiliki sejumlah perbedaan. Lantas, apa perbedaan cacar monyet dengan cacar air?

 

Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika menerangkan, perbedaan cacar monyet dan cacar air dapat dilihat dari lesi atau luka kulit bekas cacar.

 

“Jadi, kalau monkeypox dia lebih besar dan juga isinya nanah,” kata dr Syifa dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online pada Selasa (24/5/2022).

 

Lebih lanjut, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterohepatologi itu menyebut pasien yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami gejala seperti demam, lesu, dan ruam pada kulit melepuh dalam rentang waktu satu hingga minggu.

 

"Kemudian berisi kayak cairan atau melenting. Benjolan berisi nanah, kemudian lama-kelamaan akan mengering dan mengelupas," papar penulis buku “Kupas Tuntas Vaksinasi Covid-19” tersebut.

 

Gejala awal cacar monyet dan cacar air

Melansir Klikdokter, gejala awal cacar air hampir sama dengan cacar monyet seperti demam, lemah, lesu dan sakit kepala.

 

Setelah gejala tersebut, penderita cacar air juga akan mengalami timbulnya lesi kulit berupa lenting. Namun, bintik yang disebabkan oleh cacar air menyerupai tetesan air, tidak disertai nanah layaknya cacar monyet. Penyakit cacar air biasanya disertai dengan rasa gatal yang mengganggu.

 

Penyebaran lenting tersebut terjadi di area badan, lalu menyasar area wajah, kaki, dan tangan. Tak jarang lenting tersebut juga menyerang selaput lendir mata, mulut, serta saluran napas bagian atas. Kondisi tersebut juga berpotensi terjadi pembesaran kelenjar getah bening, apabila terdapat infeksi bakteri.


Sedangkan pada cacar monyet, fase ruam di kulit pasien bisa berawal dari lenting, benjolan kecil, atau benjolan yang disertai nanah dan disertai keluhan gatal di kulit.

 

Tunda bepergian ke wilayah teridentifikasi

Kendati belum teridentifikasi masuk Indonesia, dr Syifa mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya preventif cacar monyet. Selain itu, dia juga mengimbau agar menunda kunjungan ke beberapa wilayah yang teridentifikasi kasus cacar monyet.

 

“Perlu ada kesadaran dari kita untuk Menghindari wilayah yang mungkin sudah teridentifikasi dengan kasus monkeypox, kita hindari, kita tidak ke sana. Karena, virus itu tidak punya kaki. Yang menyebarkan virus adalah manusia,” ungkapnya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi